28 December 2010

Obrolan malaikat maut itu merobek robek hati kami.

Semalam aku seperti tidur tapi berjaga.

Sebuah mimpi telah melewati ruhku yang sedang tumbuh mengenali Tuhan Allah yang Maha Suci.

Berkerumun bertiga dan bertemu seorang Laki laki tinggi besar dan berwajah indah tapi selalu nampak kesedihan yang dalam.

Kami bertiga dikenalkan padanya bahwa dia El Maut yang suatu saat akan mendatangi kami lagi.

Obrolan kami seolah panjang sekali.

Seolah olah obrolan itu seperti tujuh hari tujuh malam tanpa henti.

Kami berempat terus menerus menangis menerima nasehat lelaki tampan bermata tajam dan selalu mengisaratkan
duka yang dalam.

Seolah olah semua obrolan malaikat maut itu merobek robek hati kami.

Kadang malaikat maut itu berhenti dan beristirahat sambil menghirup kopi kesukaannya.

Beliau menghirup kopi jawa di tepian warung gelap di tengah hutan yang kelam.

Dimana kami bertiga telah kehilangan selera minum kami.

Yang ada hanya air mata menyesali kebodohan kami.

Waktu beliau menawarkan secangkir kopi jawa.

Karena menurut beliau Kopi Jawa adalah Kopi ternikmat di dunia.

Kami menerima namun seperti tak berselera.

Cerita beliau dibumbui komentar kopi jawa dan bosannya mencabut nyawa.

Karena menurut beliau tidak ada kerjaan yang lebih menakutkan dari kerjaan Malaikat Maut.

Hanya satu pengalaman yang paling tidak beliau lupa.

Ketika beliau menarik Ruh Nur Muhammad.

Begitu lembut.

Begitu harum.

Begitu Suci.

Beliau juga menangisi kepergian Imam Husein.

Seolah beliau ingin merubah laju sejarah.

Tidak pantas Jasad dari Ruh Sesuci Imam Husein di nista seperti itu.

Beliau juga mengajak kita melupakan dendam sejarah.

Seolah beliau melihat manusia berkelahi tanpa alasan.

Sambil menghirup manisnya kopi jawa yang pekat beliau bercerita.

Alangkah anehnya manusia.

Mereka meninggalkan masjid tapi mereka mengaku muslim

Bahkan mereka sibuk bertengkar tentang mazhab.

Padahal tak satupun dari mereka yang paham kitab.

Seolah obrolan beliau mulai merobek robek hati kami yang keras.

Sambil tersenyum kecut.

Malaikat maut bertanya apa yang kalian jawab ketika Tuhan kalian bertanya.

Apa yang kalian lakukan untuk yatim yatim yang kehilangan sang pencahari nafkah?

Bukankah kalian asik menulis email, kala rakyat kelaparan di tepi merapi.

Betapa banyaknya anak anak terlantar.

Betapa banyaknya jiwa jiwa tersiksa.

Dimana kalian saat itu ketika Tuhan kalian memerintahkan untuk menolong sesama manusia.

Sambil menangis malaikat maut bertanya pada kami bertiga.

Sudahkah kalian membaca sejarah hidup kalian.

Berapa manusia yang benar benar mencintai kalian?

Pernahkah kalian menolong manusia lain dengan sepenuh ikhlash dan penuh cinta.

Kami bertiga pun ikut menangis.

Obrolan malaikat maut itu mulai selangkah demi selangkah merobek robek hati kami.

Lalu ia bertanya:

Mana yang lebih kejam Iblis atau kalian?

Iblis tidak pernah melukai hati ibu kalian.

Sedang kalian berbicara keras pada ibu kalian yang Suci.

Tuhan Allah saja sangat cinta pada para ibu dan hormat.

Mengapa kalian yang rendah tidak pernah bersujud dan mencium telapak kaki ibu.

Kembali air mata kami mengalir.

Seolah wajah wajah ibu kami yang suci terlihat menangisi kekurang ajaran kami selama ini.

Obrolan Elmaut mulai menghancurkan keras nya hati kami.

Lalu beliau bercerita.

Betapa sedihnya beliau mendengar manusia manusia disiksa dikubur.

Padahal mereka punya anak lelaki.

Tapi anak lelaki itu tidak pernah mendoakan ayahnya.

Elamut bertanya pada kami dan seolah memerintah.

Jangan lupakan doa dalam dudukmu dan berdirimu.

Doakan ayah kalian.

Doakan teman kalian.

Doakan saudara lelaki kalian.

Dan yang paling Indah doakan Nabi Kalian beserta ibu ibu suci kalian.

Keluarkan suara suara cinta dalam doa doa kalian.

Bangunlah malam dan bersujud pada Allah.

Dan berdoalah untuk Nabi suci, keluarga suci dan orang tua kalian.

Elmaut pun bercerita terus dan kadang menangis.

Aku heran kenapa Allah harus menurunkan kitab suci.

Padahal manusia sibuk dengan harta dan kebanggaan.

Tidakkah manusia cukup bercerita tentang Maut yang kusampaikan.

Yang menjemput mereka kala mereka menghitung harta.

Aku kadang bosan dengan mengambil nyawa manusia.

Mereka mati tanpa pernah mencintai Tuhan yang memberi mereka hidup.

Apa susahnya bersyukur pada Tuhan Allah.

Dia telah memberi kita segalanya.

Lalu el Maut pun berpesan pada kita bertiga.

Agar kalian bersiap siap untuk mati.

Agar beliau bisa mencabut nyawa kami dalam keharuman manusia sejati.

Agar beliau bisa merasakan harumnya ruh ruh mukmin sejati.

Ketika kami bertanya kapan itu datangnya?

Beliau meminum sedupan terakhir kopi jawa.

Jangan pernah bertanya, karean dia pun tidak pernah tau sebelum diberi tahu Allah.

Pesannya bersiap siaplah akan datangnya maut.

Karena maut tidak pernah lupa mendatangi manusia.

(simber: milis)

15 December 2010

I'm back from the past!

Hey readers! I just got back from this hectic exam-sessions (which is non-stop from midterm test - A level - semester test. Aaaah what a life -__-) and I'm sure that both of us won't discuss about these things, so let's just skip it.

October had passed, and November arrived. This month started with demisioner (sort of inauguration for the newly chosen Student Council). My juniors were being inaugurated, then we as seniors, retired from exciting yet tiring organization year. I'll miss those moments a lot! Spent times with friends, chat about these and those, terrified with deadlines, dealt with papers, proposals, and more, skipped class to attend some events, and lots. These kind of experience are...priceless. I don't want to trade it with anything else.

Right after the inauguration ceremony, there's some surprises that I got. I was called to come forward for my achievement in AS level exam last season. I got A for my AS level Mathematics, woohooo! I got certificate and cash too, haha!

October and November are terrifying months for I had to take my A level exam. I took Mathematics, Physics, and Chemistry. I also missed those moments when I skipped class in purpose of study for the next exam, but it turns out to be chatting sessions! But not only chatting, we also played some games such as Transformice which was a hit at that time, because it was so exciting when we played it together in the same room. You should try it!

A week after the exam-and-not-exam examination, we got to catch up materials that we left during the exam session. A week for two months, yeaaaah. Nothing better than that. After that, here comes the bribe!

 I don't want to discuss it furthermore, I want to talk about the after exam activity. I was having remedials, yeaaah. No doubt. And the most highlighted one is... I went to the movie with my elementary school (and hopefully, lifetime) bestfriend, Rifa! I was so thrilled to meet her because we haven't met since both of us took MAN Insan Cendekia entrance exam. It's been like..two or three years ago! Although we're little bit late for the movie, but we're having such a quality time after that. Having lunch together, catch up for the lost six years of separation (cheesy, huh? haha). Sadly, we haven't took pictures during the meeting, so you can't see how the years do change us.

I do too!

Today is the start of early holiday, and the day after tomorrow is the report card giving day! Let's..hope for the best >_<.

14 October 2010

Doubutsu Uranai!

 Sebenernya udah main dari lama, tapi baru upload sekarang -_- hehe

What is DOUBUTSU URANAI?

It is often difficult to understand other people's true personality at first site. It's not that easy even if you know the person well.
It is in a situation like these that you can make use of the DOUBUTSU URANAI.
DOUBUTSU URANAI uses the date of birth, based on the Four Pillars of Destiny, that breaks down the human characteristics into 12 different kinds of animals.



And my result is..

You are Purple Tiger, who is always cheerful and active.
You are well-liked by every one.
You give an impression of a girl with pure heart.
You are kind and generous to everyone around you.
You are rather optimistic, but may experience unsettlement by physical effect.
You are good at taking care of the others and can be friend with anybody.
Your relationship tends to be associating closely with small number of people, and that number increases eventually.
The way you express things may be too flashy and exaggerated.
You tend to have too self-conscious side.
But you are a hard working person who act and move in your own pace surely and consistently.
Your observation and ways of thinking is calm and objective.
You don't get influenced by emotions and atmosphere.
You are calculative enough to measure the distance between yourself and the other person.
You also possess your own ideal world, and trying to accomplish it too hastily may lead to misunderstandings.
Nevertheless, the way you pursue your potentiality gives a favorable impression to others.
Once married, you will show great motherly feelings.
You will create a living style that takes in account your personal interests.

13 September 2010

HAPPY EID MUBARAK :)

Selamat Menjadi Suci Kembali di tahun 1431 H, wahai kaum muslimin dan muslimah!
Semoga Ramadhan tahun ini menjadi starting point dalam menjalankan kebaikan kita 11 bulan - bukan, selanjutnya hingga kita dipanggil olehNya.
Mohon maaf lahir batin :)

NB: Salahkan kemalasan saya membeli pulsa dan dicabutnya pulsa SMS 30 ribu. Saya tidak mengirim dan membalas SMS lebaran dari orang-orang. Mohon maklum yaa :)

Iseng lagi..

TEN ARE YOU’S
1. Are you single - Yes & Happy
2. Are you happy - Refer above :P
3. Are you bored - Not really, just lazy. Got tons of work...
4. Are you naked - Why should I tell?
5. Are you a blonde - Asian..
6. Are you moody - Right now? NO.
7. Are you a lover/hater - I love the whole world..
8. Are you hot/cold - So and so..
9. Are you Irish - Nay.
10. Are you Asian - I'm not naturally blonde..and will never be!

TEN FACTS
1. Name – Let's keep that a secret for now... *sok*
2. Nicknames – Too many, I get one every new semester..
3. Any birth marks - not that I know of..
4. Hair color – Black.
5. Natural hair color - Black.
6. Eye color - Dark brown, Lighter in light
7. Height - Taller than any average Asian
8. Mood - Lazy. Because I got too many jobs to do with almost same deadlines!
9. Favorite colour – Blue, Grey, Black....
10. One Place You Want to Visit - JAPAN!!! GERMANY!!! (for college next year. AMIIN!)

TEN THINGS ABOUT YOUR LOVE LIFE
1. Do you believe in love at first sight – Nope. True beauty is beneath the skin deep :)
2. Do you believe in soul mates - Yup
4. Have you ever been hurt emotionally - By the person I supposed trusted the most :(
5. Have you ever broke someone’s heart? - I wonder..
6. Ever had your heart broken? - Thanks to that certain someones, YES!
7. Have you ever liked someone but never told them? Always, I suppose
8. Are you afraid of commitment? - Have some issues..
9. Who was the last person you hugged? - My sister? or my mom?
10. Who was the last person you said I love you to? - I wonder..

TEN THIS OR THAT
1. Love or lust - Love.
3. Cats or dogs – Cats.
4. A few best friends or many regular friends - ...can't..choose..
5. Television or internet - Internet, and people think I'm obsessed..
6. Chinese Or Indian - Indian..I guess
7. Wild night out or romantic night in - Romantic night in :)
8. Money or Happiness - Happiness...money would be great too.
9. Night or day - Night.
10. Msn or phone - Phone

TEN HAVE YOU EVER
1. Been caught sneaking out – Yes, hahaha.
2. Been skinny dipping - Hell NO!
3. Bungee jumped – I would like to try..
4. Finished an entire jaw breaker – ...urmmm..
5. Lied to someone you liked – All the time..
6. Wanted an ex bf/gf back – Nay!
7. Cried yourself to sleep? - Sometimes...during times..
8. Cried because you lost a pet – Nevaaa~
9. Wanted to disappear – Almost everyday...

TEN PREFERENCES IN A PARTNER
1. Smile or eyes - Eyes says all
2. Light or dark hair – Dark I guess..
3. Hugs or kisses - Hugs! They're warm!
4. Shorter or taller – Taller. of course..but I'm tall..
5. Intelligence or attraction – Intelligence... Attraction for bonus
6. Romantic or spontaneous - Spontaneously romantic, like Usui Takumi *stab myself to death*
7. Funny or serious - Funny and serious when the time needs him to be.
8. Older or Younger - Older, I guess..
9. Outgoing or quiet - Outgoing
10. Sweet or Bad Ass –I love bad boys within my limits...but sweet ones are nice too..

TEN HAVE YOU’S
1. Ever performed in front of a large crowd - Yep.
2. Ever done drugs – Never in my lifetime!
3. Ever consumed alcohol? - I don't drink
5. Ever been on a cheerleading team – Nah...
6. Ever Been on a dance team - Actually yes.
7. Ever been on a sports team - Errr....I'm an intellect?
9. Ever owned a BMW, Mercedes Benz, Escalade, Hummer or Bentley? - My dad drives a Mercedes..
10. Ever been in a rap video? - Wait, What?

TEN LASTS
1. Last person who called you - My sister
2. Last person you hung out with - House mates
4. Last time you worked – I've been working non-stop since 2 months ago...Final year..
5. Last person you tackled – My sissy! She's my favorite target *whistling*
6. Last person you IM’d - My friend's mom slashed my teacher in kindergarten.. Some motherly problems..
8. Last person(s) you went to the movies with? - Had been answering on the previous trivia
9. Last thing you missed – My home sweet home, my TV..
10. Last thing you ate - Pempek!

LAST PERSON TO
1. Sleep beside you? - My sissy
2. See you cry? – Does tears that flow when I was yawning counted? My sissy, maybe..
3. You went out to dinner with? - My family..
5. You talked on the phone to?- My father..
7. Made you laugh? - ...forgot -_-

WOULD YOU RATHER
1. Pierce your nose or tongue? - Ears!
2. Be serious or be funny? - Funny. Definitely
3. Drink whole or skim milk? - I don't mind...
4. Spend time with your parents or enemies? - Family, but not parents *crossed* my mother.

ARE YOU
1. Simple or complicated? - Women are complicated :))
2. Retarded? - When I feel like it..

DO YOU PREFER
1. Flowers or candy? - Ice Cream!!
2. Gray or black? - Gray
3. Colour or Black and white photos? - Love the feel B&W photos give:)
4. Sunrise or sunset? - Sunset
6. Staying up late or waking up early? - Waking up early. Many things can be done!

ANSWER TRUTHFULLY
1. Do you like anyone? - Now? not really...
2. Do they know it? - Who?

DO YOU PREFER
1. Sun or moon? - Moon
2.. Winter or Summer? - Summer.
3. Left or right? - Right.
4. 10 acquaintances or having two best friends? - Best friends would be nice...
5. Sun or rain? - Rain
6. Vanilla or chocolate ice cream? - Vanilla!!
7. Vodka or Jack Daniels? - I'm a healthy teen.

UNIQUE
1. Nervous Habits? - Hmm... stutter? I think everybody have that..
2. Are you double jointed? - Not that I know of..
3. Can you twist your tongue around and roll it? - YES!! Huahaha
4. Can you raise one eyebrow? - Yesss :)
5. Can you cross your eyes? - Hmm..
6. Do you make your bed daily? - Depends...XD

QUESTIONS
1. Which shoe goes on first? - Right.
2. Ever thrown something at someone? - Nope. It's too hypocrite to say never. Rarely.
3. On average, how much money do you carry with you? - XXK Rupiah
4. What jewellery do you wear? - Glasses..?
1. Do you twirl your spaghetti or cut it? - Scoop it, eat it instantly. Huahaha!
2. Have you ever eaten Spam? - Nope.
3. Favorite ice cream? - Vanilla, or some sour sorbets :)
4. How many kinds of cereal are in your cabinet? - Frosties!
5. What’s your favorite beverage? - Tea!
6. Do you cook? - Have been since I was 10.

IN THE LAST MONTH HAVE YOU
1. Had a relationship? - Nah....
2. Bought something? - Yup.
4. Sang? - Just did.
5. Been hugged? - Yes
6. Felt stupid? - More than I can count
7. Missed someone? - YEP!!

LASTS
1. Last Alcoholic: - Don't drink.
2. Last Car ride: - Errr... few months ago?
3. Last Movie Seen: - Up in the Air... I guess.
4. Last Song Played: Onrop Musical - Malam Tiba

04 September 2010

Spend Rp 165K for nothing

This horrible things started about one or couple of weeks after I enrolled this hectic year. When I was offered to have a test called "Tes Minat Bakat" to see what talent we possess, and how it combines with your interest and help you to choose the desired university major. The test takes about 6 hours, doing a set of questions and tasks. And my results are:

1. Bachelor of Art - Architecture
2. Bachelor of Science - Information Technology
3. Bachelor of Art - Visual Communication Design

And for the interest, the consecutive choices based from things I desired the most are Mechanical, Practical, and Art.

When I were going to take this test at first, I hope it'll swell my parents' heart and make them realized that I have no talent in being a doctor. The result of my intelligence test is not too bad at all. But things that they haven't notice is: my creativity quotient is same with the numeric. Why I have to make it important? Because my prominent power that I possess since I was a kid is numerical quotient. When the creativity thingy comes with the same rate with the numeric, it means creativity is my newest prominent power! And do you know what my bloody hell mother said when I tell her I want to pursue Architecture?

"Architecture is for creative person. You're not a part of it."

AAAAHHHHH shoot you shoot me kayak cinta laurahh. I really hate people judgements when they didn't know the way you are. They (in this case: my parents) only know that I have to be a doctor. They tends to know everything about their children when the truth is, they know nothing. They may judge the absent of the creativity within me because they may have no art-tendency blood relation. But maybe, the existence of creativity comes from the very-very-utmost-ultimate-mega resistive chromosome which was sleep within me. Once it was detected and trusted people said it was exist, they deny it with all power they have. It really pissed me off. My 165K rupiah flew away that easy and got no change.

Gosh, how I terribly wanted to study abroad so I can earn my own money and cut the money-source bond between me and my parents :'( Blame my junior high moments, their forces to make me enroll it with their dreams to make me more independent which makes me almost ignore their existence. I do. I already do.

Akhwat Jatuh Cinta??

Tak ada yang aneh, mereka juga adalah manusia...

Bukankah cinta adalah fitrah manusia???

Tak pantaskah akhwat jatuh cinta???

Mereka juga punya hati dan rasa...


Tapi tahukah kalian betapa berbedanya mereka saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya???
Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu di wajah, tak ada buncah suka di dada...

Namun sebaliknya...

Ketika Akhwat Jatuh Cinta...

Yang mereka rasakan adalah penyesalan yang amat sangat, atas sebuah hijab yang tersingkap...
Ketika lelaki yang tak halal baginya, bergelayut dalam alam fikirannya, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tak suci lagi...

Ketika rasa rindu mulai merekah di hatinya, yang mereka rasakan adalah kesedihan yang tak terperih akan sbuah asa yang tak semestinya

Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu…
Yang ada adalah malam-malam yang dipenuhi air mata penyesalan atas cinta-Nya yang ternodai
Yang ada adalah kegelisahan, karena rasa yang salah arah…
Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit…

Ketika Akhwat Jatuh Cinta…

Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut

Tak ada kata-kata cinta dan rayuan…

Yang ada adalah kekhawatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya

Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh…

Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya…
Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan...

Alangka kasihannya jika akhwat jatuh cinta…
Karena yang ada adalah penderitaan…

Tapi ukhti…
Bersabarlah…
Jadikan ini ujian dari Rabbmu…

Matikan rasa itu secepatnya…
Pasang tembok pembatas antara kau dan dia…
Pasang duri dalam hatimu, agar rasa itu tak tumbuh bersemai…
Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap...

Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya…
Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu…

Ukhti… Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya…

Karena bila memang kalian ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu

Tapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu…

Ukhti… Bersabarlah… Biarkan Allah yang mengaturnya...
Maka yakinlah... Semuanya akan baik-baik saja…

Semua Akan Indah Pada Waktunya…

By: Ummu Sa'ad 'Aztriana'

22 August 2010

My hearts yelp

"When I'm here with you, I'll take the batteries out of my watch, so there's nothing restrains us from being together" - #KaichouWaMaidSama fanfic *lupa judulnya apa -__-"*

P.S: Super maaaaf karena jarang post -__- Karena gue mesti ngejar A level yg tinggal 1 setengah bulan lagi, ngejar materi reguler sampe Desember, ngejar Monbusho yg tinggal 10 bulan lagi. Belom lagi ngambil TOEFL, SAT, IELTS. Wish me luck, lads and lasses :)

10 August 2010

Iseng-iseng

LAST PERSON WHO...
x. Slept in your bed: Myself?
x. Saw you cry: My room's ceiling
x. Made you cry: Random. Mostly situation
x. Spent the night with: Rohis 45-46 -> sanlat!!
x. You shared a drink with: forgot -__-
x. You went to the movies with: Cindy, watching Letters to Juliet (Y) (Y)
x. You went to the mall with: Myself... I forgot >_<
x. Yelled at you: Mom and Pop. Again.
x. Sent you an email: SAT. Daily Question, hahaha
x. You kissed: my sister..?

HAVE YOU EVER...
x. Said "I Love You" and meant it: no.. As far I remember
x. Been to New York: Yeah.
x. Florida: Yeah.
x. California: Sigh. Not yet..
x. Hawaii: No.
x. Mexico: Nooo
x. China: Not yet.
x. Canada : Noope
x. Danced naked: noope
x. Dreamed something really crazy and then it happened the next day: I never remember my dreams.. so?
x. Wish you were the opposite sex: Yeah. One day when I was still an elementary kids.
x. Had an imaginary friend: No.
x. Red or blue: Blue, with red in a close second.
x. Spring or Fall: Spring for weather, fall for BIRTHDAYS.
x. Are you bored: Nah.
x. Last noise you heard: Run Joey Run - David Geddes
x. Last time you went out of the state: Lembang. Sanlat :D
x. Things you like in a girl/guy: The ability to make me happy, their brain, beauty, behaviour.. *beauty pageant fanmode: on*
x. What book are you reading now: New Moon. Too last year -__-
x. What is the first thing you think when you wake up: Waking-up prayer O:-)
x. How many rings before you answer: As soon as I notice
x. Future daughter's name: haven't think about it
x. Future son's name: haven't think about it either
x. Do you sleep with a stuffed animal: Nope.
x. If you could have any job you wanted, what would it be: Option trader slash housewife. Huahaha.
x. Are you a lefty, righty or ambidextrous: Righty. Plan to be ambidextrous.
x. Do you type with your fingers on the right keys: Pretty much.
x. What's under your bed: My almost-being-thrown comic books, broken drawer..
x. Favorite sport to watch: F1!!
x. Current Age: 17 years, 1 months and 29days.
x. Siblings: Farah, a wide cheeked girl.
x. Location: Right here, right noooow.
x. College plans: GERMANY! JAPAN! BOTH WITH SCHOLARSHIPS!
x. Piercings: Nope..
x. Boyfriend/Girlfriend: Future Husband

EXTRA STUFF
x. Do you do drugs: Nope.
x. Do you drink: Nope.
x. Who is your best friend: Loneliness
x. What kind of shampoo and conditioner do you use: Head and Shoulders Anti Hair Fall. Suitable for my hair type
x. What are you most scared of: God. And frogs or toads.
x. What clothes do you sleep in: Shirts and trunks
x. Who is the last person who called you: My mom.
x. Where do you want to get married: Soon to be planned with future husband :D
x. Who do you really hate: Ocassionally my mother. Him, always.
x. Favorite number: 7!
x. Been in Love: L is for the way you look at...how I'm still a teenager. It's possible I don't really know what love it.
x. What type automobile do you drive: Panther...?
x. Are you timely or always late: Sometimes I regret my punctuality, but my late nerves controls my emotions more than myself does.
x. Do you have a job: I wish
x. Do you like being around people: Yeah! :)
x. Best feeling in the world: Knowing everything is going to work out eventually. And everything is on the right place.
x. Are you for world peace: When world peace happened, the end of the world would come.
x. Are you a health freak : Not at all.

STUFF
x. Have you ever loved someone you had no chance with: HAH! heh. Sigh.
x. Have you ever cried over something someone of the opposite sex did: Nope. What for?
x. Do you have a "type" of person you always go after: Tsuchiura Ryotaro from La Corda d'Oro!! Or Usui Takumi from Kaichou Wa Maid Sama!! *in love with 2D characters :D*
x. Want someone you don't have right now: Nope.
x. Are you lonely right now: Somehow yeah.
x. Ever afraid you'll never get married: Afraid? Maybe sometimes.
x. Do you want to get married: I hope I do.
x. Do you want kids: I think so.

FAVORITE
x. Room in house: Room sweet room.
x. Type(s) of music: Accoustics, classical, acapellas, music with less mixing things, good vocal and great music technique.
x. Band: Mocca, White Shoes and the Couples Company, Gradasi (is it counted?)
x. Memory: Junior Highs :)
x. Day of the week: Fridays, Saturdays.
x. Color: Blue, grey, orange.
x. Perfume or cologne: Vanilla scent Nature Wonders.
x. Month: June, probably.

IN THE LAST 48 HOURS, HAVE YOU...
x. Cried: No.
x. Bought something: Sprite.
x. Gotten sick: Stuffy nose.. is it even counted?
x. Sang: Do I ever stop?
x. Said "I Love You": Nope.
x. Wanted to tell someone you loved them: Good question.
x. Met someone new: Pool guard..?
x. Moved on: Since I fall
x. Talked to someone: Yes.
x. Missed someone: Sorta.
x. Hugged someone: My pillow.
x. Kissed someone: Nope.
x. Fought with your parents: Haven't.
x. Dreamt about someone you can't be with: No.
x. Had a lot of sleep: Nope. Although I planned to do so, I always end up to wake at 6 -__-

HAVE YOU EVER..
x. been drunk: Nope.
x. smoked pot: Nah.
x. kissed a member of the opposite sex: Never. Ever.
x. kissed a member of the same sex: Sure.
x. crashed a friend's car: No.
x. been to japan: Yeaaaah!
x. ridden in a taxi: Yap.
x. been in love: Didn't we already ask that question?
x. been dumped: Yes.
x. shoplifted: Mhm
x. been fired: No.
x. been in a fist fight: To train my reflexes, yeah.
x. snuck out of my parent's house: Yeah!
x. been arrested: Nope.
x. made out with a stranger: No!
x. stole something from a job: No.
x. celebrated new years in time square: No.
x. gone on a blind date: No.
x. lied to a friend: ..Doesn't everyone?
x. had a crush on a teacher: Never.
x. celebrated mardi-gras in new orleans: No.
x. been to europe: YES!!
x. skipped school: Because I was blah and blah..
x. slept with a co-worker: Nope.
x. had sex at the office: Nooo!
x. been married: Soon to be.
x. gotten divorced: I hope not.
x. had children: Okay, I'm done with this thing.
x. stripped at a party: dum da dum dum dum duuuuuuuum
x. literally crawled to your house drunk, even if just from across the street: I don't have any street to cross. :(
x. jumped off a bridge: Once in junior high.
x. gone surfing: Nope.
x. had a mullet: Right. Now.

30 June 2010

What I wish to be and what they told me to be

Ohisashiburi, readers! Setelah sekian lama vakum karena ke(sok)sibukan saya ke sana-sini, jadi blog ini sedikit terbengkalai dan hampir masuk kategori 'Tidak Layak Baca'. Mungkin kalau blog ini sampah, udah di-daur ulang mungkin.

Hari Sabtu kemarin baru terima rapot dan alhamdulillah cukup memuaskan. Dan cukup shock karena mengetahui bahwa ranking 1 kelas saya rata"nya sembilanempatkomaan, saya mengambil kesimpulan bahwa kelas XII nanti belajarnya bener-bener gak boleh kedistract sama apapun kalo mau mendapatkan hasil maksimal. Karena saya orang yg cukup sensitif terhadap bunyi-bunyian (jadi kalo ada bunyi sedikit bakal gak fokus)-kecuali kalau saya tidur karena saya orang yg lumayan kebo *blak-blakan dikit lah*. Pengen jadi nerd setahun biar bisa menuai buah yg manis nantinya.

Gak kerasa banget. Bener-bener gak kerasa kalo udah ngelewatin kelas XI. Tahun yg disibukkan oleh organisasi, tahun di mana materi pelajaran lagi hot-hotnya digenjot, tahun yang paling cepet yg pernah saya laluin, beneran. Rasanya baru kemarin ada berita Mama Lauren meninggal, dan gue baru nyadar kalau berita itu muncul bulan Mei (gak penting sih, tapi anehnya saya bener" kaget pas tahu kalo berita itu muncul bulan Mei. Gue sangkain awal Juni atau kapankek). Satu minggu di kelas XI ini berasa sekejap mata banget. Tahu-tahu udah episode baru Maid Sama aja (Author note: Maid Sama tayang tiap Minggu malem, jadi kalo udah ada iklan"nya, gue agak parno soalnya gak nyadar udah mau ganti minggu).

Hal yg paling meresahkan hingga saat ini adalah: saya masih milih" jurusan kuliah yg disetujui sama ortu. Karenaaaaaa tipikal ortu Indonesia adalah profit oriented. Kalo mereka gak ngeliat perspektif kerja yg jelas buat kedepannya, mereka gak bakal setuju sama jurusan yg dipilih sama anaknya. Dan ujung-ujungnya menyarankan satu jurusan yg paling saya tidak sukai: kedokteran.

Kenapa kedokteran?

Menurut sumber yang (sepertinya) terpercaya (baca: orangtua saya), katanya saya punya bakat. Entah apakah itu penilaian yg subjektif atau tidak (karena sebagian besar keluarga saya adalah dokter), karena menurut saya sendiri, saya bingung wujud dari bakat yg mereka maksud itu berupa apa. Apakah karena banyak orang yg saya pijit dan mereka bilang pijitan saya enak, lantas saya punya bakat untuk menyembuhkan orang? Nggak kan? Seharusnya mereka membiarkan saya jadi tukang pijit kalau itu contohnya.

Selain itu, mereka bilang saya punya kapasitas otak yg memadai. INI JELAS SAYA BANTAH. Karena bukti konkret menunjukkan kalau nilai terjelek saya di rapor adalah Biologi, di mana pelajaran itu merupakan landasan pengetahuan yg berbau kedokteran dan sejenisnya.

Dan yg paling gak make sense, mereka bilang bahwa orang-orang yg mereka tinggikan (baca: ulama terkemuka di suatu daerah - FYI, keluarga saya cukup rajin menyambangi mereka, tanpa tahu mereka menjalani Islam secara kaffah atau tidak, jadi ulama yg disebutkan di sini agak kurang saya percayai kebenarannya) berkata bahwa saya pasti jadi dokter. Untuk ukuran orang yg baru pertama kali bertemu, hal itu gak make sense sama sekali. Mungkin karena hampir semua orang bilang kalau saya carbon copy ayah saya persis - cuma beda gender doang, sehingga mereka bilang kalo saya punya muka dokter. YA IYALAH. Coba kalo ayah saya petani, mereka pasti juga bilang kalo saya pasti jadi petani.

Mungkin untuk ukuran anak 8 yang mayoritas pengen masuk FKUI, saya termasuk anak-anak anomali. Kenapa saya gak pengen jadi dokter?
1. Jam terbangnya terlalu tinggi. Profesi dokter menuntut pelakunya untuk melayani pasiennya tanpa kenal waktu. Contoh gampangnya, rumah sakit gak ada yg punya rentang waktu operasional dari jam 07.00 - 21.00 kan? (misalnya). Ini menunjukkan bahwa selama rumah sakit buka, masih ada dokter yg bekerja di dalamnya, walaupun waktu itu di luar jam kerja praktiknya. Seperti ayah saya yg pernah baru pulang ke rumah jam 4 pagi dan berangkat lagi ke rumah sakit jam 7 pagi. Hal-hal ini bertentangan dengan saya yg senang hal-hal yg rutin dan gak bisa begadang alias kerjaannya tidur mulu.

2. No work, no money. Selama anda tidak bekerja, anda tidak akan mendapat uang. Saya lebih suka pekerjaan yg menghasilkan passive income, sehingga saya gak perlu kerja banyak untuk menghasilkan income yg sama besar seperti orang yg bekerja. (baca: saya orang yg malas)

3. (kalau insyallah saya punya keluarga kedepannya) Quality time dengan keluarga, terutama anak saya, akan berkurang. Dengan realita sekarang, di mana saya adalah anak seorang dokter dan pegawai swasta yg susah cuti, saya jaraaaaaang sekali menghabiskan waktu bersama keluarga primer saya. Singkat kata, saya lebih suka dibilang 'anak nenek' atau 'anak pembantu' dibanding 'anak mama', karena kenyataannya saya lebih sering berlibur sama nenek-kakek dan menghabiskan waktu di rumah dengan pembantu. Saya gak ingin hal ini terjadi dengan anak saya nantinya, jadi mendingan saya bekerja di rumah atau kerja yg menghasilkan passive income.

4. (obviously) It's definitely not my thing! Saya lebih suka menghitung daripada merelasikan pengetahuan yg saya baca dengan kasus yg saya hadapi atau dengan kata lain studi kasus. Saya gak suka melihat sesuatu yg gak normal - orang yg badannya tertancap kaca-lah, orang yg kecelakaan sampai berdarah"-lah, bahkan saya gak kuat ngeliat orang berdarah karena kebeset kaleng! Saya gak suka mengambil resiko, saya bukan orang yg rajin, dan pastinya saya bukan orang yg kuat untuk belajar ilmu kedokteran selama 7 tahun!

Maka dari itu, saya lebih prefer ambil:

1. Mechanical Engineering

Mechanical engineering is a discipline of engineering that applies the principles of physics and materials science for analysis, design, manufacturing, and maintenance of mechanical systems. It is the branch of engineering that involves the production and usage of heat and mechanical power for the design, production, and operation of machines and tools.

2. Electrical & Computer Engineering


Computer engineering, also called electrical & computer engineering, computer science & engineering, or computer systems engineering, is a discipline that combines both electrical engineering and computer science. Computer engineers usually have training in electronic engineering, software design and hardware-software integration instead of only software engineering or electronic engineering.

3. Architecture
Architecture (Latin architectura, from the Greek ἀρχιτέκτων – arkhitekton, from ἀρχι- "chief" and τέκτων "builder, carpenter") can mean:
  • The art and science of designing and erecting buildings and other physical structures.
  • The practice of an architect, where architecture means to offer or render professional services in connection with the design and construction of a building, or group of buildings and the space within the site surrounding the buildings, that have as their principal purpose human occupancy or use.[1]
  • A general term to describe buildings and other structures.
  • A style and method of design and construction of buildings and other physical structures.

Pengennya ngambil di luar negeri, tapi salah satu panelis seminar tentang sekolah di luar negeri bilang gini: "Kalo mau belajar di luar, mending S1-nya di Indonesia biar
punya basic pengetahuan yg sama, jadinya kalo mau kerja di Indonesia lagi, gak perlu susah" belajar ujian persamaan. Baru nanti S2-nya di luar. Tapi kalo mau S1-nya di luar, mending ambil major yg gak ada di Indonesia, jadi anda punya pengetahuan yg gak umum, tapi pada kenyataannya bisa diimplikasikan di Indonesia, karena gak banyak orang punya kemampuan tersebut."


Nah, PR liburan saya sekarang adalah mencari jawaban dari opsi kedua panelis tersebut, karena...saya entah kenapa gak minat sekolah di Indonesia, terutama UI. Saya belom mengeksplor UI terlalu dalam sih, tapi sepertinya saya tipe "judge the book by its cover"- kalo mau masuk teknik, masuk ke kampus yg ada nama 'teknik'nya, kayak ITB. Bilang saya freak, tapi itulah saya.

Salah satu yg bikin saya bingung memilih jurusan karena saya kebanyakan hobi. Saya suka belajar bahasa asing. Saya suka main biola. Mungkin kalo saya udah durhaka sama orangtua saya (astaghfirullah, jangan sampe!), saya udah ambil sastra bahasa asing sama teori musik.
NB: passive income: pendapatan yg didapatkan tanpa bekerja-biasanya berupa royalti atau hasil bermain saham

Karena pekerjaan tidak akan jadi membosankan selama kita masih punya passion di bidang itu :)

28 May 2010

Let's squeals like all girls do

(skip kalo anda enggan menikmati ke-fangirl-an saya :D)
Halo halo sepertinya blog ini kering postingan. Maaf yaaaa soalnya lagi (sok) sibuk AS Level exam, trus sebelumnya ke Jerman (story in progress), trus sekarang mau sumatif!!! 2 tahun di 8 bener-bener berasa sekejap mata banget yah. Kayaknya baru kemaren MOS, kenalan sama temen-temen baru di SMA dengan seragam biru dan kerudung biru ngejreng a la NF, sekarang udah mau lulus lagi aja -___-

Oke, intronya cukup segitu. Akhir-akhir ini gue lagi keracunan musik klasik sama fanfiction. Apa itu fanfiction? Jadi misalnya ada storyline nih, buku ato game ato anime/manga. Biasanya authornya udah ngeplot ceritanya, misalnya si cewek mati, si cowok ikut"an mati sama ceweknya. Kalo fanfiction itu jadi semacam cerita yg dibuat sama orang-orang yg baca buku atau manga-nya, mainin game, atau nonton film/animenya (intinya orang yg tahu tentang film/game/anime-manga tersebut), trus mereka bikin cerita lepas tentang film/game/anime-manga tersebut.

Nah, gue lagi suka banget sama anime/manga ini nih:
La Corda d'Oro

Ceritanya tentang seorang cewek (yg rambutnya merah), dia bener" buta tentang musik klasik, trus muncul peri penjaga sekolahnya yg ngasih biola ajaib ke si cewek itu dan mendaftarkan si cewek agar bisa ikut kontes musik di sekolahnya-Seiso Gakuen. Di Seiso Gakuen itu ada dua jurusan: General Department (Pendidikan Umum-kayak SMA biasa) dan Music Department (Pendidikan Musik-kayak Perguruan Musik Cikini). Di lomba itu biasanya peserta yg terpilih untuk ikut kontes itu adalah siswa-siswa dari Music Department dan mereka jago banget pastinya. Dan kontes itu gak diadain setiap tahun, cuma 5 tahun sekali. Baru tahun inilah ada anak General Department yg ikut, yaitu si cewek rambut merah. Dengan ikut kontes itu, si cewek rambut merah bisa merasakan indahnya musik dan bisa mengubah orang-orang yg ada di sekitarnya.

The Casts:
Anime-manga yg bertema reversed harem (cewek satu, cowok banyak) ini dipenuhi bishonen (cowok cantik), kecuali pacar gue yg satu ini:

Isn't he so adorable? *gilanya kumat*

Seperti yg bisa dilihat di character in anime, he plays piano and he is Tsuchiura Ryotaro *kyaaa*. Dia anak General Department juga seperti Kahoko (a.k.a cewek rambut merah), maka dari itu dia dianggep onii-chan (kakak cowok) oleh Kahoko, mungkin karena badannya tinggi, hehe. Dia baru bergabung di kontes musik itu di ronde kedua (dengan total ada 4 ronde), padahal tadinya dia menghujat kontesnya itu. Sebelumnya, gak ada yg tahu kalo dia jago main piano, bahkan mantannya pun gak tau, karena dia punya trauma masa lalu. Bakat pianonya 'ketahuan' oleh Kahoko karena kepergok main piano di salah satu toko musik, lalu dia ngajak Ryotarou untuk ikut kontesnya (ditambah dia 'didaftarin' oleh Lili the Fairy). Sebelumnya, dia ace di klub sepak bola di Seiso Gakuen, tapi pada akhirnya keluar karena dia ikut kontes dan dia memang mau meneruskan main piano di masa depan.

Namanya juga anime-manga yg temanya reversed harem, and obviously every boys who join the concour ARE fall in love with Kahoko. Sekalipun dia adalah seorang Azuma Yunoki, bishonen yang super perfect (dan dia Ladies Man - Pria Idaman Wanita :p) dan bermuka dua (yg cuma diperlihatkan ke Kahoko aja dengan wujud intimidasi), dan Len Tsukimori yg super-cool-sampai-sampai-si-Ryotarou-ngasih-julukan-'Ice Cube' (dan Len sering menyebut Ryotaro dengan 'Green Head Fool', haha). Tapi di antara semua cowok itu, gue lebih suka pairing:
Tsukimori Len X Hino Kahoko

Yg ini ceritanya mantannya Ryotaro (cewek rambut putih) ngajak Ryotaro dan Kahoko buat main ke theme park gitu. Tapi kalo bertiga, si Kahoko pasti dicuekin, jadinya dia ngajak Len ♥ ♥ (dan Len gak pernah ke theme park karena kerjaannya latihan biola terus -_-') Trus scene ini diambil pas mereka berempat masuk ke rumah hantu dan Kahoko ketakutan.

ini scene sebelum gambar yg atas

In my opinion, awal gue suka anime/manga karena temanya musik klasik dan ada yg main biola, haha. Selain itu storyline-nya juga gak ngebosenin karena mangaka-nya ngasih banyak rintangan, misalnya si Len di akhir tahun ajaran mau pindah ke luar negeri (ups, spoiler). Manga-nya udah sampai 66 chapter di Jepang, di Indonesia baru 40-an, di Manga Fox masih 63 chapter (where are those remaining 3 chapters?) dan di sela menunggu 3 chapter itu, gue baca fanfic, which makes me squeal all the time. Apalagi fanfic ini, ini, dan yang ini. It really makes me squeal all the time :)))

20 May 2010

It's gonna be a long post

Setelah berbulan-bulan vakum dari dunia per-blog-an, akhirnya gue kembali lagi! Yeaaay *gak jelas* Oke skip.

Jadi selama masa vakum itu, banyak peristiwa yg terjadi, di antaranya:

1. 8 Islamic Skills Competition a.k.a 8 Mission -- selengkapnya baca blognya Ikhsan. Males nulis, hehe



Intinya, acara ini adalah proker Rohis 8 berupa LOKETA (Lomba Keterampilan Agama) dengan 7 cabang lomba - MTQ, Adzan, Marawis, Cerdas Cermat, Jilbab Syar'i, Kultum, dan Kaligrafi. Dan lagi-lagi, gue jadi sekretaris bersama Insan si penjual pulsa (hehe peace san). Dan gue superrrr gabut selama acara karena sekretaris biasanya sibuk di awal dan akhir acara aja, ngurus proposal dan LK. Pra-pelaksanaan acara, kerjanya ....nyatetin rapat. Mana akhir-akhir ini file-ing gue lagi kacau pula, ckck (loh kok curhat). Sayangnya, gue gak dateng pas hari H karena event ke-2 yg akan terjadi setelah ini. Lengkaplah sudah dua tahun sebagai anak Rohis dan gak pernah dateng 8 Mission -___- Dan alhamdulillah, acara ini berjalan dengan lancar dan lebih baik dari tahun lalu.

2. Tour de Germany

Musim liburan memang belum lewat- jangan berpikir kalian udah melewatkan musim liburan. Di saat 8 lagi hectic dengan segala-macam-ujian dan gue dengan preparation AS level exam, di mana gue mengambil 4 subjects - Math, Physics, Biology, General Paper - dan kebanyakan temen-temen gue ngambilnya cuma Math aja (karena wajib), gue diajak liburan ke Jerman. Cukup gila, bukan? Dan mungkin, kata 'liburan' di sini agak kurang tepat, karena gue diajak karena:
1) Adek gue udah liburan. Satu setengah bulan sampai tasyakuran.
2) Kakek-Nenek gue mau jenguk om yang tinggal (dan udah jadi warga negara) di sana. Karena mereka udah lansia, mana Nenek gue lututnya bermasalah, Kakek gue susah jalan karena obesitas, jadi mereka perlu GUARDIAN. Inilah tugas utama gue di sana.
3) Gue udah berusaha biar gak ikut ke sana karena -again, gue (sok) sibuk sama persiapan AS level, dan makin deket hari-H ujian, pasti banyak Try Out". Dan yg sebelnya.. gue gak ikut 8 Mission :'( Mana bokap-nyokap gue juga gak bisa cuti, akhirnya anak tertuanyapun dijadikan tumbal.

Oke, kita mulai perjalanan kita. Kencangkan sabuk pengaman anda, tegakkan sandaran kursi, kunci dan lipatlah meja yang berada di depan anda.

Day 1 and 2 (30 April 2010): Jakarta - Doha - Berlin Tebak jam berapa gue take off dari Soekarno-Hatta? Bener, jam setengah 2 pagi. Naik Qatar Airways ke Berlin dan harus transit di Doha (ibukotanya Qatar). Perjalanannya sekitar 7-8 jam dan nyampe di Doha jam setengah 6 pagi waktu sana (Waktu Indonesia Barat dikurang 4 jam). Pas ngantri mau transitnya...banyak banget orang Indonesianya! Se-security X-Ray barang-nyapun orang Indonesia! Soalnya pas pesawat gue mendarat, trus kan banyak TKI-TKI gitu, si petugasnya bilang, "Sabar mbak..jangan desek-desekan.." Mana TKInya ada yg salah masuk ke bagian transit, lagi! Bukannya ke bagian yg mau masuk negaranya. Akhirnya, serombongan penuh TKI pindah dari barisan transit ke bagian masuk ke Qatar-nya, phew!


Setelah melewati X-Ray, akhirnya masuk dan ke gate tempat masuk pesawatnya. Tapi, di boarding passnya bilang kalo gue berangkatnya jam setengah 1 siang. Artinya...gue mesti nunggu 7 jam di airport!!! Akhirnya gue dan adek gue (kita berangkat berdua dari Jakarta-Berlin) keliling-keliling airport kayak anak hilang! Dari Duty Free Shop-nya, Cafe, sampe nyari-nyari stop kontak buat nyolokin adapter laptop biar bisa pake Wi-Fi gratis. Nyatanya? Gak bisa connect sama sekali -___- Mana HP gue juga gak bisa dipake di sana, mungkin karena im3 abalan *jahat*, padahal HP adek gue yg pake Matrix bisa dipake, bzzt.

Selain itu, gue juga norak banget. Karena ini pertama kalinya gue ke luar negeri sendiri (adek gue gak dihitung soalnya dia maunya ngekor gue aja) dan pertama kalinya juga gue transit, gue bolak-balik ke security desk buat nanyain koper-koper. Padahal orang securitynya udah bilang, "It's fine", tapi gue tetep aja cemas! Sampe orang securitynya bosen ngeliat gue kali ya, haha. Akhirnya setelah nunggu 7 jam di sana, gue berangkat juga ke Berlin.

Di Berlin, ternyata koper gue ada! *norak maksimal* Alhamdulillah. Dan ternyata, kakek-nenek gue udah nunggu di sana juga. Om gue dan mobilnya lagi muter, soalnya biaya parkir di airport Berlin Tegel mahal banget! Katanya 1 jam bisa sampe 20 Euro (20 x Rp.12000 = Rp240.000!). Akhirnya setelah mendarat, kita ber5 makan di Kebab House gitu punya orang Libya, baru nganter gue dan adek gue ke hotel tempat kami ber2 (sama adek) nginep buat semalam. Errr..mungkin ini lebih tepatnya bukan hotel sih, tapi kayak motel yg ada di pinggir jalan raya. Tapi kamarnya bagus dan terlihat hangat. Abis unpacking, kami ber5 ke hotel tempat kakek-nenek gue nginep. Ternyata deket banget! Jadi besok paginya kalo mau ke Braunschweig (kota tempat om gue tinggal), gue + adek tinggal narik koper kami, nyebrang jalan, jalan sedikit, sampai deh!

Day 2 - Berlin-Braunschweig (via Poland)
Setelah nginep satu malam di Berlin, kami ber5 ke Braunschweig. Tapi ternyata, om gue mau ke Polandia dulu buat beli rokok buat kiosnya (FYI, om gue buka kios sama warung pizza di Braunschweig)

Jalan ke Polandia dari Berlin makan waktu sekitar 3-4 jam. Itu dengan kecepatan mobil om gue yg gak pernah kurang dari 100 km/jam (wajar, soalnya di Jerman mobilnya sedikit dan kecil-kecil, jadi gampang nyalipnya). Kenapa harus Polandia? Karena harga rokok di situ lebih murah. Dan om gue belinya di toko yg cuma jual rokok dan alkohol. Nah di situ, nenek gue melihat sesuatu yg mirip sama selai strawberry gitu. Pas ditanya, ternyata itu buat shisha -_____-.


Banyak mobil berplat ini di Poland. FYI, inisial di bawah lambang European Union itu adalah inisial nama negara. D is for Deutsch, PL is for Poland, and so on.


Dari Polandia, kami ber5 langsung ke Braunschweig. Karena gue dan adek gue udah gede (dalam hal umur maupun ukuran tubuh), kami ber4 - minus om gue yg punya apartemen sendiri- nginep di salah satu hotel. Lagi-lagi, ini hotel bukan sembarang hotel. Hotelnya ada di sebuah gedung, jadi pemiliknya 'beli' satu unit gitu, nah di unit itu dibikin kamar buat hotelnya.


Ini pintu masuk hotelnya. Jadi 'hotel'nya ada di dalem situ-10 kamar yg lumayan gede, 2 kamar mandi masing" buat cewek-cowok (tapi di kamar kakek-nenek gue udah ada kamar mandinya), dan DAPUR! Dan nenek gue udah menyiapkan berbagai macam ransum yg sangaaaat banyak. Mending kalo bawanya mie instan aja. Nenek gue sampe bawa rendang, dendeng + sambelnya segala! Jadi gak ada yg namanya kangen"an masakan Indonesia, sekalian menghemat uang buat beli makanan di sana - karena susah nyari makanan halal di Braunschweig.




Makanan-makanan ini dengan sukarela dimasukkan ke dalam koper dan dimasukkan ke bagasi, demi memenuhi perut-perut lapar kami di negeri orang

Di Braunschweig, kami berempat jalan-jalan ke sekitar daerah situ. Udaranya masih superrr bersih, dingin (padahal itu masih transisi dari Spring ke Summer) sampai" gue harus pake sweater tebel yg untungnya baru dikasih (dan bodohnya karena gue pikir udah summer, gak bakal sedingin itu. Crap). Udaranya bersih banget karena mayoritas orang Jerman travelling naik sepeda, jalan kaki, naik bus atau trem. Sepeda motor aja jarang banget gue temuin, dan sekalinya ketemu, rider-nya pakai protection kayak mau lomba Moto GP. Dan salah satu tempat yg dikunjungi adalaaaah:

Schlöβ Arkaden!


Gedung ini tadinya adalah istana raja yg diubah jadi shopping district. Besaaaar banget, dan hanya berjarak satu stasiun trem kalo naik trem dari Hagenmarkt - tempat gue nginep. Jadi lumayan sering ke sana, hehe.

Day 3 and on - Braunschweig Independent City Tour

Gak, gue gak ikut tour manapun buat keliling Braunschweig. Hanya mengandalkan ingatan nenek yg tiap tahun selalu ke Jerman (buat ngunjungin om gue, pastinya), kami berempat jalan-jalan di Braunschweig. Dan karena gue jalan-jalan sama orang tua, jadi gak banyak tempat yg dikunjungin. Untungnya kadang-kadang kakek-nenek gue pengen istirahat, dan mereka memberikan izin gue dan adek gue buat jalan-jalan, hehe.

Salah satu tempat yg gak sengaja dikunjungi adalah suatu shopping district yg baru gue sadari adalah tempat gue pernah hilang pas ke Jerman 10 tahun yg lalu!! Gue masih inget banget hilang di situ karena letak toko-tokonya gak ada yg berubah sama sekali. Kenapa gue hilang di situ 10 tahun yg lalu? Karena gue pergi bareng adeknya nenek gue, dan doi mau beli coklat buat cucunya, dan di antara kami, gak ada yg tahu jalan pulang! Untungnya gue bawa permen dari hotel tempat kami nginep, jadi gue nanya jalan sambil nunjukin permen yang berlogokan lambang hotel tersebut, hahaha.

Salah satu site di shopping district tersebut:

Air mancur di depan gereja bergaya Romantik. Gerejanya ada di belakang fotografer

Buat orang yg follow twitter gue (@rahmatikadiinzu), gue pernah ngetweet 'Test ngetweet dari telepon umum', dan inilah telepon umum yg gue maksud. Telepon umum bertouchscreen keluaran T-Mobile ini sebenarnya adalah Wi-fi router, jadi kalo cari Wi-fi sekitar telepon itu, pasti ketemu. Too bad, Wi-finya gak gratis (semacem Wi-fi im2 kalo di Indonesia). Mengapa bertouch screen? Karena telepon umum ini juga bisa berfungsi sebagai tourist information. Masukkan koin ke slot di sebelah kanan bawah screen, dan pakailah telepon umum ini sesukamu hingga waktunya habis. Sayangnya, di telepon umum ini gak ada web browser, dan hanya bisa buka Twitter, Google, dan email client seperti Hotmail atau Yahoo. FYI, di belakang telepon umum itu adalah toilet umum super keren (sayangnya gak sempet difoto) seharga 20 sen sekali masuk.

Btw, kenapa gue bilang 'gak sengaja dikunjungi'? Karena waktu itu gue dan adek gue lagi nyari money changer bernama Raisebang-the one and only money changer around Schlöβ Arkaden, mereka bilangnya 'You can walk for ten minutes, then you can find Raisebank'. Setelah muter-muter sana sini, akhirnya ketemu! Tapi ternyata bank-nya lagi istirahat, jadi kami jalan-jalan dulu sambil narsis sana sini :D
Buat orang yg follow twitter gue (@rahmatikadiinzu), gue pernah ngetweet 'Test ngetweet dari telepon umum', dan inilah telepon umum yg gue maksud. Telepon umum bertouchscreen keluaran T-Mobile ini sebenarnya adalah Wi-fi router, jadi kalo cari Wi-fi sekitar telepon itu, pasti ketemu. Too bad, Wi-finya gak gratis (semacem Wi-fi im2 kalo di Indonesia). Mengapa bertouch screen? Karena telepon umum ini juga bisa berfungsi sebagai tourist information. Masukkan koin ke slot di sebelah kanan bawah screen, dan pakailah telepon umum ini sesukamu hingga waktunya habis. Sayangnya, di telepon umum ini gak ada web browser, dan hanya bisa buka Twitter, Google, dan email client seperti Hotmail atau Yahoo. FYI, di belakang telepon umum itu adalah toilet umum super keren (sayangnya gak sempet difoto) seharga 20 sen sekali masuk.

Btw, kenapa gue bilang 'gak sengaja dikunjungi'? Karena waktu itu gue dan adek gue lagi nyari money changer bernama Raisebang-the one and only money changer around S
My second favourite spot:
Semacem 'Giant'nya Jerman. Dan layaknya supermarket lainnya di Jerman, kita harus beli kantong plastik buat bawa belanjaan, ato gak kita bawa sendiri kantong belanjaan. Kerennya lagi, kita bisa daur ulang botol minum dengan masukin botolnya ke dalem mesin, dan kita bisa dapet 25 sen per botol dan bisa jadi diskon kalo kita belanja di supermarketnya :)

Day 7 - Berlin and Home

Karena bentrok sama AS Level Pure Math, gue mesti pulang lebih awal dari adek dan kakek-nenek gue. Padahal mereka mau ke Munich, jenguk istrinya Pak Habibie :( Akhirnya gue pulang sendiri Berlin-Jakarta.

Pas jalan dari Berlin-Doha, pesawatnya super sepi. Gue duduk di tempat yg bertiga dan cuma diisi berdua sama orang India. Dan pas dari Doha-Jakarta..rame sama TKI dan orang" yg baru pulang umroh. Karena gue ada di seat agak belakang dan jatahnya buat berdua, seatmate gue adalah seorang TKI yg udah sekian lama gak pulang kampung. Percakapanpun dimulai.

T (TKI): Mbak, pulang ke Jakartanya ke mana?
G (gue): Ke Kuningan mbak
T : Kuningan.. Jawa Barat?
G : *facepalming* Bukan mbak. Kuningan.. Mega Kuningan.. Setiabudi.
T : Tapi itu di Jawa kan?
G : Iya (karena gue pikir awalnya 'Jawa' itu 'Pulau Jawa', jadinya..)
T : Ooh, Jawa Timur?
G : *cuek, gak dengerin lagi*

Beberapa saat kemudian..
T : Gimana mbak, 3 tahun di sini?
G : *mikir. 3 tahun? Jangan bilang maksud lo..* Nggak mbak, saya bukan TKI. Saya baru pulang dari Berlin. (dalem hati: Enak aja, lo kira gue TKI? Mentang" gue pake kerudung, jadinya..)

Dan TKI itu agak 'sedikit' mengekor gue. Dari menu makanan, sampe form bea cukai gue juga dicontek. Bukannya sok hebat, tapi dari dulu gue risih kalo diplagiatin. Huuuh. Untungnya perjalanan Doha-Jakarta lumayan cepat berlalu.

I totally miss Germany a lot. I wish I can attend a certain university there.

11 April 2010

Current affair

It seems that I haven't told about current conditions - money, career, love life (is it a blog or a fortune-teller web?) because it seems that I put my opinion more and I think this blog is more likely become more religious than before because of it, hehe.

My life is becoming a nightmare lately. I think too many problems in one time:
1. A Level exam is getting closer, about one month from now. I'm too lazy to study, whereas I take four subjects and there is a day when I take three papers directly! I also got some bad scores here and there, and I need extra learning time.

2 . I also take part in Rohis' big event, 8 MISSION (8 Islamic Skills Competitions) as a secretary. Luckily, this job is only get the chaotic moments before and after the event is over. But apparently, we need extra work to earn money to support this event, and all Rohis activists become the fund-raising team, which means I have to earn money too -___-.

3. Beside that, I'm presiding over an event, which is Blood Donor (Donor Darah) and I can't leave that because my co-partner is also busy with her job, and the event is going to be held on the same day as 8 MISSION, so we get more blood donors than last year (which we only get fifteen donors :'( ) and I haven't make the appointment, and so on and on.

Huaaaaah I'm suffocating. I become more vulnerable lately. It's just my school life problem. Haven't mentioned my love life problem (which I've silently mentioned on my previous post), my usual home problem - alone. I really hate to be alone. This is a problem which won't end, because this is my risk of being in a full-time school. Nobody will take care of a full-time high schooler like they care about a full-time elementary schooler.

I miss my childhood badly. I miss how my angel was always there for me *crying* (Not to mention that I was so spoiled, but I need her in some certain condition, like accompanying when I was cooking. Not all the time like all babysitters did). I miss how she treated me like the-kids-say-it's-their-mother's, because as long as I can remember, my own mother never treated me that way. I remember how hard I cried when she left me. Alone, and I cried about four consequent night. She's more than just a perfect mother replacement.

Past will always be past. God won't let the time reversed no matter how hard we cried. Because past is the best guidance if you want to learn how to face life.

05 April 2010

My recent favourite song

This song is taken from a famous TV series, gLee. Do you know? It's a story about a minority club called gLee club. This club gained some controversies during their resurrection, whereas this club had their glory back then - they won in National Competition. They had their ups and down and they handle it cleverly. Some people said that this TV show is similar to High School Musical, but in fact, THEY AREN'T SAME AT ALL. So many colours added into this show, so it won't feel too monotonous. I got so many screeching moments here and there, and two of their songs have ever made me cry all night long. But from all sixty three songs-approximately, this is my favourite song (along with my favourite scene all the time! ♥)

My Life Would Suck Without You
(original song by Kelly Clarkson)

Guess this means you're sorry
You're standing at my door
Guess this means you take back
What you said before
Like how much you wanted anyone but me
Said you'd never come back
But here you are again

'Cause we belong together now, yeah
Forever united here somehow, yeah
You got a piece of me and honestly
My life would suck without you

Maybe I was stupid for telling you goodbye
Maybe I was wrong for trying to pick a fight
I know that I've got issues
But you're pretty messed up too
Either way I found out I'm nothing without you

'Cause we belong together now, yeah
Forever united here somehow, yeah
You got a piece of me and honestly
My life would suck without you

Being with you is so dysfunctional
I really shouldn't miss you
But I can't let you go
Oh yeah

Lalalalala...

'Cause we belong together now, yeah yeah
Forever united here somehow, yeah
You got a piece of me and honestly
My life would suck without you

'Cause we belong together now, yeah
Forever united here somehow, yeah
You got a piece of me and honestly
My life would suck without you

Mengapa laki-laki dan perempuan gak boleh saling bersentuhan?

repost dari blognya Fina


niatnya mau ngambil dari blog orang lain, tapi sepertinya lebih tertarik nulis sendiri. oke mari kia bahas. sebenernya ini berdasarkan tanya dan mencari juga di om google. jadi intinya gini :

1. berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan itu hanya diperbolehkan apabila tidak disertai dengan syahwat serta aman dari fitnah. Apabila dikhawatirkan terjadi fitnah terhadap salah satunya, atau disertai syahwat dan taladzdzudz (berlezat-lezat) dari salah satunya (apalagi keduanya), maka keharamannya berjabat tangan tidak diragukan lagi. (taken from : KafeMuslimah.com) -- dan kita gatau kan, pada saat kita bersentuhan itu ada rangsangan atau tidak. Maka dari itu, daripada sotoy mendingan gausah sekalian.

2. bisa menimbulkan fitnah dan ya bisa merangsang si lawan jenis juga (pria), katanya, pria lebih mudah terangsang daripada wanita, jadi kalau kita pegang-pegangan bisa menimbulkan yang nggak-nggak yang kita nggak mau, dan bisa jadi malah lebih fatal dari yang kita bayangkan. who knows ?

3. lagipula siapa yang mau sih 'dipegang-pegang' gitu sama laki-laki. kayak apaan aja.

oke itu ya hasil searching sana sini, intinya ya ...
Allah ngasih kita larangan ini itu, pasti ada alasan dan hikmahnya, untuk menjaga kesucian juga pastinya, dan menjaga kaum hawa dari perbuatan yang tidak senonoh, dan ya tadi itu seperti di point 2. dan terakhir jadi the conclusion is ya ambil kesimpulan masing masing aja, yang penting udah dikasih liat pandangan-pandangannya . oke oke ? hahaha

22 March 2010

Cinta = Pacaran? Gak selalu


Cinta lagi, cinta lagi. Umur segini emang lagi hot-hotnya ngomongin cinta. Sama kayak blognya Rani sama Putri, gue ikut-ikutan latah ngomong cinta, hehe. Apakah karena banyak orang yg baru jadiankah akhir-akhir ini? Atau karena terlalu banyak sumpah-akan-menembak, rencana menembak, dan lain-lain? Entahlah, tapi ini gak akan nyambung dengan apa yang akan gue bahas.

Paradigma mengatakan, cinta harus (dan kebanyakan) berakhir dengan pacaran. Banyak orang yang mengatasnamakan cinta di atas segala sesuatunya. Ada kasus di mana seorang gadis-sebut saja Maimunah- merasa dirugikan oleh pacarnya-sebut saja Maimun. Tapi apa daya, cinta bertindak, keadilanpun kalah. Atas nama cinta, Maimunah mengerjakan apa saja untuk Maimun, demi mempertahankan suatu jalinan kasih yang tidak resmi. Gak ada tuh yang mananya 'Surat Izin Pacaran' atau 'Akte Pacaran'..gak ada tho? Maka dari itu, banyak kekerasan yang terjadi di antara dua manusia yang dimabuk cinta. Sang pria merayu, wanitapun terayu.

Buat gue, cinta gak harus berakhir dengan pacaran. (Oke, mungkin ada beberapa orang akan menyangsikan 'Apa bedanya status pacaran maupun orang-yang-dekat-tapi-seperti-pacaran a.k.a HTS ?' Pacaran di sini masuk ke dalam dua itu) Kenapa? Karena pacaran tidak selamanya membawa manfaat. Banyak hati yang tersakiti, banyak uang yang terhamburkan..semua karena sebuah status yang mengombang ambing. Coba kalo dipikir-pikir, pernah gak ada cewek yang minta balik semua perasaannya kepada si mantan? Nggak kan? Mungkin kalian bilang gue bodoh, tapi bukankah itu yang seharusnya dilakukan agar hubungan itu 'putus-secara-resmi-dan-cowok-brengsek-itu-pergi-dari-hidup-gue'.(Mengingat gue orang yang gak pengen rugi sedikitpun) Selain itu, walaupun si cowok mengumbar janji 'Gak kok, gue gak bakal ngapa-ngapain cewek ini!'. Tapi, ujung-ujungnya 'ngapa-ngapain' juga tho? Melakukan hal di luar batas kewajaran hubungan antar gender, dan yang paling parah adalah, kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Oke, mungkin ini alamiah dan, sekali lagi, memang umur segini sedang membara"nya. Tapi.. siapa yang bisa menjamin?

Oke, mungkin kalian bisa bilang gue sok suci-lah, atau apalah. Tapi beneran deh, gue juga remaja dan seorang cewek. Gue pernah (dan gampang) jatuh cinta. Gue juga pernah punya keinginan kayak gitu, atau bahkan pernah mengalami hal itu. Tapi...rasanya aneh aja. Beneran deh. Gue lebih memilih sohiban deket sama cowok daripada pacaran, trus putus. Trus jauhan. Gak asyik kan? Makanya, setiap mantan gebetan (lucu juga) gue, satu per satu mulai melempar hati gue satu per satu dan membuatnya pecah, gue udah kebal :) Hehehehe :D

Alasan kapoknya gue pacaranpun gara-gara arti suatu ayat di al-Qur'an: Wanita yang baik akan mendapat pria yang baik. Wanita yang baik ibarat berlian yang dikemas dan ada di dalam etalase. Ia terawat dengan baik, tidak terjamah, dan keindahannya akan terungkap jika ada 'pembeli' yang beruntung, yang membeli berlian tersebut dan menikmati keindahan berlian itu seorang diri. Asyik bukan? Menjadi berlian yang tercipta hanya untuk seorang pembeli? Memberikan semua rasa cinta dan kasih sayang secara utuh hanya kepada satu orang?

Jadi, untuk apa pacaran?

17 March 2010

New Buddy!

I tried to use new application that I found in my brand new buddy, Sony Ericsson W960i and a Blogger application in it. I got my Goliath-my new buddy- because my old one had no shape. It has too many damages here and there. Well, hopefully I can use it in a long lasting period :)

27 February 2010

Literally addicted to Literature!

Semua kegilaan ini berawal di SMP, ketika guru saya menugaskan kami untuk membaca buku novel sastra tempo doeloe, jang notabene dihiasi kata kata seperti ini. Satu-dua halaman dibaca, ditemani kitab suci kebahasaindonesiaan alias KBBI sebagai teman membaca novel usang itu. Tapi pada akhirnya, buku itu seperti morfin - minta dibaca lagi, dan selama sebulan setelah membaca novel itu, saya gak bisa ngerti novel novel remaja! Lebay memang, tapi kenyataannya memang begitu! Bahasa dapat mengungkapkan suatu rasa tanpa kita harus larut di dalamnya. Ini adalah salah satu cerpen kesukaan saya:

Calon Buat Ajeng

Penulis : Asma Nadia

Calon Suami???!

Pfui, kuhembuskan nafasku kuat-kuat. Bosan aku. Lagi-lagi calon suami yang dibicarakan. Bayangin, sudah dua bulan ini tidak ada topik yang lebih trend di rumah, selain soal suami.

Mulai dari Papi yang selalu nyindir, sudah pengen menimang cucu. Mami yang berulang-ulang menasihatiku agar jangan terlalu pilih-pilih tebu. Lalu Bambang, adikku, yang kuharap bisa menetralisir suasana, tak urung ikut menggoda. Bahkan si kembar Rani-Rano, yang masih es em pe pun, ikut-ikutan menceramahiku.

”Mbak Ajeng kan udah jadi insinyur, udah waktunya dong, mikirin berkeluarga. Lagian, Rani sama Rano kan udah pengen dipanggil ’Tante dan Oom’. Tika aja yang baru kelas enam, keponakannya udah empat!”

”Iya, Mbak. Jaman sekarang, perempuan itu harus agresif. Mbak Ajeng sih, kerjanya belajar ama ngaji melulu!” Rano menimpali kata-kata kembarnya.

Aku hanya bisa melotot, nemu di mana lagi pendapat kayak gitu.

”Udah sana kalian belajar!” hardikku agak keras.

”Tuh, kaaaan?!?” seru mereka berdua kompak.

Huhh, dasar kembar!

***

”Ajeng…!”

Kudengar panggilan Mami dari depan. Pelan aku bangkit dari meja belajar. Setelah merapikan jilbab, aku keluar.

”Ada apa, Mi?” tanyaku lunak. Sekilas sempat kulihat sosok seorang lelaki, duduk di sudut ruangan.

Kedua bola mata Mami tampak bersinar-sinar. Oo…Oo…! Pasti ada yang nggak beres, gumamku dalam hati. Iiih..su’udzon! Tapi….

Benar saja.

“Ajeng, kenalin. Ini tangan kanan Papi di kantor. Hebat, ya! Masih muda sudah jadi Wakil Presiden Direktur. Ayo, kenalin dulu. Ini Nak Bui….”

”Boy, Tante!”

”Eh, iya. Boi!”

Aku hanya bisa menahan geli. Mami…Mami…!

Rasa geliku mendadak hilang, ketika selama dua jam berikutnya aku harus mendengarkan obrolan Mami dengan Si Boi tadi.

Bukan main, lagaknya! Batinku menggerutu sendiri, mendengar cerita-ceritanya yang melulu berbau luar negeri.

”Jadi, Tante, selama belajar di Harvard, saya sudah coba-coba berbisnis sendiri. Hasilnya lumayan. Saya bisa jalan-jalan keliling Amerika, bahkan Eropa setiap kali holiday!”

Hihhh, gemas aku! Terlebih melihat pancaran kagum di wajah Mami. Benar-benar nggak peka nih anak. Kok bisa sih nggak merasa dicuekin? Tetap aja ngomong. Tak perduli aku yang cuma diam dan sesekali manggut. Kupanjatkan syukur yang tak terkira ketika akhirnya Si Boi pulang. Alhamdulillah!

***

Kulihat Bambang tertawa. Kesal, kulemparkan bantal ke arahnya. Orang cerita panjang lebar minta advise, kok cuma diketawain?!?

”Bang, serius, dong! Pokoknya kalau nanti Mami nanyain kamu soal Boy, awass kalau kamu setuju!” ancamku serius. Bambang masih cengar-cengir.

”Mbak Ajeng gimana, sih? Biasanya Mbak yang nyuruh aku sabar menghadapi segala sesuatu. Lho, kok sekarang malah panasan gini? Tenang aja, Mbak, sabar! Innallaha ma’ashshabirin!” balasnya sambil mengutip salah satu ayat di Al-Quran.

Iya, ya. Kenapa aku jadi nggak sabaran gini. Baru juga ngadepin si Boy. Astaghfirullah!

”Mbak bingung, Bang! Habis serumah pada mojokin semua. Kamu ngerti, kan, milih suami itu nggak mudah. Nyari yang shalih sekarang susah. Mbak nggak pengen gambling. Salah-salah pilih, resikonya besar. Nggak main-main, dunia akhirat!”

Sekejap, kulihat keseriusan di matanya. Cuma sekejap, sebelum ia kembali menggodaku.

”Apa perlu Bambang yang nyariin???!”

Lemparan bantalku kembali melayang.

***

Kriiiiing…!!!

Ups, kumatikan bunyi weker yang membangunkanku. Jam tiga lebih seperempat. Aku bangun dari tempat tidur, bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu. Kuperhatikan lampu kamar Bambang masih menyala. Sayup-sayup suara kaset murattal terdengar.

Tercapai juga niatnya untuk begadang malam ini, pikirku. Heran, kebiasaan menghadapi ujian dengan pola SKS (Sistem Kebut Semalam) masih membudaya rupanya.

Cepat kuhapuskan pikiran tentang Bambang dan ujiannya. Mataku nanar menyaksikan pantulan wajahku di cermin. Kuhapus tetesan air wudhu yang tersisa dengan handuk kecil. Oooohh, begini rupanya gadis di penghujung usia dua puluh sembilan? Kuperhatikan bentuk wajahku yang makin tirus. Baru kusadari, betapa pucatnya wajah itu. Entah kemana perginya rona merah yang biasa hadir di sana. Mungkin hilang termakan usia. Ya Rabbi, pantas saja Papi dan Mami begitu khawatir. Sudah sulung mereka tak cantik, menjelang tua, lagi!

”Ir. Ajeng Prihartini.” Kueja namaku sendiri.

”Jangan cemas ya ukhti, ini bukan nasib buruk!” Bisikku menghibur. Bagaimana pun aku harus tetap tawakkal pada Allah. Jodoh, rizki, dan maut, Dia yang menentukan. Berjodoh di dunia bukanlah satu kepastian yang akan kita raih dalam hidup. Tidak, ada hal lain yang lebih penting, lebih pasti. Ada kematian, maut yang pasti kita hadapi. Sesuatu yang selama ini sering kuucapkan kepada saudaraku muslimah yang lain, ketika mereka ramai meresahkan calon suami yang tak kunjung datang.

”Sebetulnya kita ini lucu, ya? Lebih sering mempermasalahkan pernikahan, hal yang belum tentu terjadi. Maksud Ajeng, bergulirnya waktu dan usia, nggak seharusnya membuat kita lupa untuk berpikir positif terhadap Allah. Boleh jadi calon kita ini nggak buat di dunia, tapi disediakan di surga. Mungkin Allah ingin memberikan yang lebih baik, who knows?” ujarku optimis, dua tahun yang lalu.

Astaghfirullah! Ishbiri ya ukhti, isbiri….

Tanganku masih menengadah, berdoa, saat kudengar azan Subuh berkumandang. Hari baru kembali hadir. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, untuk satu hari lagi kesempatan beramal dan taubat, yang masih Kau berikan.

***

Selesai berurusan dengan Mami untuk masalah Boy, gantian aku harus menghadapi Tante Ida yang siap mempromosikan calonnya. Duhh! Lagi-lagi aku cuma bisa manggut-manggut.

”Tante sih terserah Ajeng. Pokoknya lihat aja dulu. Syukur-syukur Ajeng suka. Dia anak lurah. Bapaknya termasuk juragan kerbau yang paling kaya di Jawa. Tapi nggak kampungan, kok. Anak kuliahan juga seperti kamu!” promosi Tante Ida bersemangat.

Dua hari kemudian, Tanteku itu kembali datang dengan ’balon’nya.

”Junaedi. Panggil aja Juned!”

Aku hanya mengangguk. Tak membalas uluran tangan yang diajukannya.

Selama pembicaraan berikutnya, berkali-kali aku harus menahan diri, untuk tidak lari ke dalam. Aku tidak ingin menyinggung perasaan Tante Ida. Apalagi beliau bermaksud baik. Hanya saja, asap rokok Juned benar-benar membuatku mual. Malah nggak berhenti-henti. Habis sebatang, sambung sebatang. Persis lokomotif uap jaman dulu!

Dengan berani pula ia mengomentari penampilanku.

”Eng…jangan tersinggung ya, Jeng. Aku suka bingung sendiri ngeliat perempuan yang memakai kerudung. Kenapa sih tidak pintar-pintar memilih warna dan mode?! Aku kalau punya isteri, pasti tak suruh beli baju yang warna-warnanya cerah, menyala. Sekaligus yang bervariasi. Seperti yang dipakai artis-artis kita yang beragama Islam itu lho, sekarang. Ndak apa-apa toh sedikit kelihatan leher atau betis?! Maksudku biar tidak terlihat seperti karung berjalan gitu lho, Jeng! Hahaha….”

Kontan raut mukaku berubah. Tanpa menunggu rokok keenamnya habis, aku mohon diri ke dalam. Tak lama kudengar suara Juned pamitan. Alhamdulillah.

Ketika Tante Ida menanyakan pendapatku, hati-hati aku menjawab.

”Maaf ya, Tan…, rasanya Ajeng nggak sreg. Terutama asap rokoknya itu, lho. Soalnya Ajeng punya alergi sama asap rokok. Mana kelihatannya Juned perokok berat, lagi. Maaf ya, Tan…, udah ngerepotin.”

Bayang kekecewaan tampak menghiasi raut muka Tante Ida.

”Bener, nih…nggak nyesel? Tante cuma berusaha bantu. Ajeng juga mesti memikirkan perasaan Mami sama Papi. Susah lho, nyari yang seperti Juned. Udah ganteng, dokterandes lagi! Terlebih kamu juga sudah cukup berumur.”

Bujukan Tante Ida tak mampu menggoyahkanku. Dengan masih kecewa, beliau beranjak keluar. Sempat kudengar Tante Ida berbicara dengan Papi dan Mami. Sempat pula kudengar komentar-komentar mereka yang bernada kecewa, sedih. Ya Allah, kuatkan hamba-Mu!

Hari berangsur malam. Aku masih di kamar, mematung. Beragam perasaan bermain di hatiku. Sementara itu, hujan turun rintik-rintik.

***

Siang begitu terik. Langkahku lesu menghampiri rumah. Capek rasanya jalan setengah harian, dari satu perpustakaan ke perpustakaan IPB lainnya. Namun buku yang kucari belum juga ketemu. Padahal buku itu sangat kuperlukan untuk menghadapi ujian pasca sarjanaku sebentar lagi. Sia-sia harapanku untuk bisa beristirahat pulang ke Depok. Kereta yang kutumpangi benar-benar penuh. Sudah untung bisa berdiri tegak, dan tidak doyong ke sana ke mari, terdesak penumpang yang lain.

”Assalamu’alaikum!” perasaanku kembali tidak enak, melihat Mami yang tidak sendirian. Seorang lelaki berjeans, dengan sajadah di pundak, dan kopiah di kepala, tampak menemani beliau. Jangan…jangan….

”Wa’alaikumussalam. Nah, ini Ajengnya sudah pulang. Ajeng, sini sayang. Kenalkan, Saleh. Putera Pak Camat yang baru lulus dari pondok pesantren di Kalimantan. Kalian pasti bisa bekerja sama mengelola kegiatan masjid di sini. Lho, Ajeng…, kok malah diam? Maaf Nak Saleh, Ajeng memang pemalu orangnya.”

Duhh, Mami!

Kali ini Mami membiarkanku berdua dengan tamunya itu. Risih, kuminta Rani mendampingiku. Dia setuju setelah aku janji akan menemaninya mendengar ceramah di Wali Songo, pekan depan.

Selama Saleh berbicara, aku menunduk terus. Bisa kurasakan pandangannya yang jelalatan ke arahku. Dengan gaya bahasa yang tinggi, Saleh bercerita tentang berbagai kitab berbahasa Arab yang telah dia kuasai. Bukan main. Lalu ia mulai membahas satu persatu perbedaan pendapat di kalangan umat Islam. Soal doa qunut, perbedaan doa iftitah, masalah posisi telunjuk ketika tahiyat, dan lain-lain yang senada.

Terus terang, aku tidak begitu setuju dengan caranya. Betul bahwa semuanya harus kita ketahui. Tapi bagiku, dengan makin meributkannya, hanya akan memperuncing perbedaan yang ada. Cukuplah bahwa masing-masing berpegang pada sunnah Rasulullah. Tentunya akan lebih baik, jika kita justru berusaha mencari titik temu atau persamaan, dan bukan malah memperlebar jurang perbedaan.

”Kalau menurut Saleh, kasus Bosnia itu bagaimana?” tanyaku mengalihkan perhatian.

”Oooh, itu. Ane sangat tidak setuju. Menurut pendapat dan analisa ane, tidak seharusnya masalah Bosnia itu digembar-gemborkan. Itu akan membuat sikap tersebut kian membudaya. Sudah saatnya pola sikap ngebos, dan penghargaan masyarakat terhadap orang-orang yang punya kedudukan, diarahkan sewajarnya. Agar tidak berlebihan.” ulasnya panjang lebar.

Gantian aku yang bingung.

”Saya…saya tidak paham apa yang Saleh maksudkan.” ujarku sedikit gagap.

”Kenapa? Apa karena bahasa yang ane gunakan terlalu tinggi atau bagaimana, hingga Ajeng sulit memahami?”

Aku tambah melongo.

”Bukan itu, ini…, Bosnia yang mana, yang Saleh maksudkan?” tanyaku makin bingung.

”Lha, yang nanya kok malah bingung?! Yang ane bicarakan tadi ya tentang Bosnia, Boss-Mania, kan maksud Ajeng?!!”

Ufh, kutahan tawa yang nyaris meledak. Bingung aku, ternyata masih saja ada orang yang meributkan hal-hal yang relatif lebih kecil, dan melupakan masalah lain yang lebih besar. Dari sudut mataku, kulihat Rani pringas-pringis menahan geli, sambil mempermainkan kerudung pink-nya. Lucu sekali.

”Bukan, yang Ajeng maksudkan adalah penindasan yang terjadi pada saudara-saudara muslim kita di Negara Bosnia.” aku berusaha menjelaskan dengan sabar.

Tampak Saleh manggut-manggut.

”Ooooh, yang itu. Ya…jelas penindasan itu tidak bisa dibenarkan. Tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan keadilan,” ujar Saleh optimis, lalu….

”Ngomong-ngomong, Bosnia itu di mana, sih?”

Tawa Rani meledak.

Duhhh, Mami!!!

***

Malamnya, waktu aku protes ke Mami, soal calon-calon itu, tanpa diduga, malah Mami yang marah.

”Lho, kamu itu gimana toh? Kata Bambang kamu maunya sama Saleh. Pas Mami temuin, kamu bilang bukan yang seperti itu yang kamu inginkan. Jadi sebenarnya, Saleh yang mana calon kamu itu?” suara Mami meninggi.

Aku terhenyak. Bambang yang duduk di kursi makan tersenyum simpul. Awas, kamu de’! Bisikku gemas.

”Bukan yang namanya Saleh, Mi. Ajeng ingin orang yang saleh, yang taat beribadah. Orang yang punya pemahaman paling tidak mendekati menyeluruhlah, tentang Islam. Yang Islamnya nggak cuma teori, tapi ada bukti. Yang nggak jelalatan memandang Ajeng terus-terusan dari ujung jilbab sampai kaos kaki, seperti hendak menawar barang dagangan. Ajeng tahu, usia Ajeng sudah jauh dari cukup. Ajeng juga pengen segera menikah. Perempuan mana sih, yang tidak ingin berkeluarga, dan punya anak?” lanjutku hampir menangis.

”Tapi…, tolong. Jangan menyudutkan Ajeng. Tolong Mami bantu Ajeng agar bisa tetap sabar, tetap tawakkal sama Allah. Kita memang harus berusaha, tapi jangan memaksakan diri. Biar Ajeng mesti nunggu sampai tua, Ajeng siap. Daripada bersuamikan orang yang akhlaknya tidak Islami. Tolong Ajeng, Mi…tolong!” Kusaksikan mata Mami berkaca-kaca. Diraihnya aku ke dalam pelukannya. Berdua kami berisakan. Papi turut menghampiri, menepuk-nepuk pundakku. Rani dan Reno terdiam di kursinya.

”Maafin Mami, sayang….” suara Mami lirih, memelukku makin erat.

***

Kesibukanku menulis diary terhenti.

”Mbak Ajeng…telepon tuh!” pekik Rano keras.

”Dari siapa? Kalau dari Anto Boy, Didin, Juned, atau Saleh, Mbak nggak mau terima!” balasku agak keras.

Hening, tidak ada panggilan lanjutan dari Rano. Aku lega.

Alhamdulillah, sejak kejadian malam itu, perlahan topik trend kami bergeser. Mami tidak lagi menyodorkan calon-calonnya, sebelum menanyakan kesediaanku. Beberapa Oom dan Tante yang datang, harus pulang dengan kecewa karena promosi dibatalkan. Aku masing ingin menenangkan diri dulu.

Kuraih pena. Dengan hati seringan kapas, aku mulai menulis:

Kepada Calon Suamiku….

Usiaku hari ini bertambah setahun lagi.

Tiga puluh tahun sudah. Alhamdulillah. Kuharap, tahun-tahun yang berlalu, meski memudarkan keremajaanku, namun tidak akan pernah memudarkan ghirah Islamiah yang ada. Mudah-mudahan aku bisa tetap istiqamah di jalan-Nya.

Ujian pasca sarjanaku sudah selesai. Sebentar lagi, satu embel-embel gelar kembali menghiasi namaku. Belum lama ini aku juga mengambil kursus jahit dan memasak. Dengan besar hati pula, Mami mesti mengakui, bahwa kemahirannya di dapur, kini sudah tersaingi.

Alhamdulillah, sekarang aku lebih bisa berkonsentrasi untuk menulis, dan memberikan berbagai ceramah di beberapa kampus dan masjid. Baru sedikit itulah, yang bisa kulakukan sebagai perwujudan syukurku atas nikmat-Nya yang tak terhitung.

Calon suamiku….

Aku maklum, bila sampai detik ini kau belum juga hadir. Permasalahan yang menimpa kaum muslimin begitu banyak. Kesemuanya membentuk satu daftar panjang dalam agenda kita. Aku yakin ketidakhadiranmu semata-mata karena kesibukan dakwah yang ada. Satu kerja mulia, yang hanya sedikit orang terpanggil untuk ikut merasa bertanggung jawab. Insya Allah, hal itu akan membuat penantian ini seakan tidak pernah ada.

Calon suamiku….

Namun jika engkau memang disediakan untukku di dunia ini, bila kau sudah siap untuk menambah satu amanah lagi dalam kehidupan ini, yang akan menjadi nilai plus di hadapan Allah (semoga), maka datanglah. Tak usah kau cemaskan soal kuliah yang belum selesai, atau pekerjaan yang masih sambilan. Insya Allah, iman akan menjawab segalanya. Percayakan semuanya pada Allah. Jika Dia senantiasa memberikan rizki, padahal kita tidak dalam keadaan jihad di jalan-Nya, lalu bagaimana mungkin Allah akan menelantarkan kita, sedangkan kita senantiasa berjihad di sabil-Nya?!

Banyaklah berdoa, Calon Suamiku, di manapun engkau berada. Insya Allah, doaku selalu menyertai usahamu.

Wassalam,

Adinda

NB: Ngomong-ngomong, nama kamu siapa, sih?

”Syahril… Nama saya Syahril.”

Deg! Aku tersentak. Pena yang kugenggam jatuh. Rasa-rasanya kudengar satu suara. Sedikit berjingkat, aku melangkah ke depan. Sebelum aku sempat menyibak tirai yang membatasi ruang makan dengan ruang tamu, kudengar suara Papi memanggilku.

”Ajeng…!”

Hampir aku terjatuh, saking tergesanya menghampiri beliau. Sekilas mataku menyapu bayangan seorang lelaki berkaca mata, yang berdiri tak jauh dari Papi, dengan wajah tertunduk, rapat ke dada. Di belakangnya, Bambang berdiri dengan senyum khasnya.

”Nah, Nak Syahril, kenalkan, ini yang namanya Ajeng. Puteri sulung Oom. Lho, kok malah nunduk?” suara ngebas Papi kembali terdengar.

Aku menoleh sesaat, yang dipanggil Syahril tetap menunduk.

”Ayo, salaman. Ini lho, Jeng…puteranya Mas Wismoyo, sahabat Papi sejak jaman revolusi dulu, sekaligus Ass Dos-nya Bambang di FISIP. Baru lulus ya Nak?”

Syahril mengangguk. Tapi, tetap tak ada uluran tangan.

”Assalamu’alaikum, Ajeng. Saya Syahril.”

Masya Allah! Aku masih melongo, terpana.

“Insya Allah, hari ini saya akan berta’aruf dengan Ajeng. Kalau Ajeng setuju, khitbahnya bisa dilaksanakan besok. Sesudah itu…mudah-mudahan kita bisa jihad bareng….”

Agak samar kudengar kalimatnya yang terakhir. Kulihat Papi tersenyum lebar, melirikku.

”Apa, Jeng…khitbah? Ngelamar, ya…??”

Aku mengangguk pendek, tersipu. Tawa Papi makin lebar.

Aku masih terpana.

Masya Allah, calon suamiku…eng…engng…ups, apakah…apakah…ini, kamu???

* Pemenang Harapan I LMCPI Annida.

Sumber : Majalah Annida, No. 12 1415 H/1994 M


Dan puisi dari seorang penjelajah hidup yang paling kusukai:

Senja ini, ketika matahari turun dalam jurang-jurangmu

Aku akan kembali

Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna

Aku bicara denganmu tentang cinta dan keindahan

Dan aku terima kau dalam keberadaanmu

Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi

sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada

Hutanmu adalah misteri segala

Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semata

Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti

Mandalawangi

Kau datang kembali

Dan bicara padaku tentang kehampaan

“Hidup adalah soal keberanian, menghadapi tanda tanya

tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita menawar

terimalah dan hadapilah”

Dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara

Aku terima ini semua

Melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu

Aku cinta kamu Pangrango

Karena aku cinta pada keberanian hidup


Soe Hok Gie. Jakarta, 19-7-1966


Bahasa mengungkapkan karakter sang pencipta. Semakin lembut bahasanya, semakin lembut pula hatinya. Entah kapan aku bisa mencipta seperti itu.