30 July 2009

spending two days bolos *coret* training @ Puncak

Akhirnya gue ke Puncak juga!

Aneh? Gue memang baru tiga-empat kali-an ke tempat favorit warga Jakarta melepas penat itu. Yang pertama dan kedua pas gue kecil, dan yang gue inget cuma gue kabur ke lantai dua vila yg gue tiduri gara-gara takut naik kuda. Freak memang. Yang ketiga, beberapa hari sebelum tsunami Aceh, dan nginep bukan bareng orang tua, tapi bareng kakek-nenek. Dan yang keempatpun gak bareng kakek nenek, dan bukan juga bareng orang tua. Tapi dalam rangka ikut pelatihan "Public Speaking and Enterpreneurship" yang diselenggarain sama Dinas Pemuda dan Olahraga Kodya Jakarta Selatan.

Dan ini pelatihan yang aneh.

Keanehan pertama: Di surat undangan yang dikirimkan ke SMA gue, udah jelas tertulis:
"...demi meningkatkan kompetensi siswa SMK se-Jakarta Selatan..."

What the...? Asumsi pertama gue, emang sekretaris yang ngetikin undangan itu salah ketik. Asumsi kedua, itu undangan buat SMK se-Jaksel. Dan ternyata, asumsi kedua gue mendekati kebenaran seiring dengan ditemukannya keanehan-keanehan lainnya.

Keanehan kedua: Jadwalnya ngaret parah. Beberapa orang dari rombongan kamipun sempat jajan, termasuk gue. Oh iya, rombongan kami terdiri dari 11 orang, yaitu Ina, Nisa, Rizka, Emil, Shaula, Dyza, gue, Hanif, Pras, Rendra, dan Hakim. Pelopor dari kegiatan jajan menjajanpun, tak lain dan tak bukan adalah Pras, yang dengan santainya menyantap rujak di luar bis pengap yang sedang menunggu untuk diberangkatkan. Dasar manusia berotak dominan reptil, beberapa orangpun beranjak menuju abang-abang tukang rujak yang dengan setia menunggu di luar. Gue sebenarnya juga ingin jajan, tapi gue gak suka rujak. Penjaja makanan yang gue tau di sekitar situ cuma restoran Padang, tapi jauh dan malesin. Akhirnya, gue menemukan sebuah restoran kecil dengan makanan dan minuman aneh yang dijajakan:
Es Soklat
Wedang Jahe Soklat
Oh well, that's quite good spot I think. Lalu gue ajak Dyza untuk jajan di situ, sembari menghirup udara segar di luar bis pengap tersebut. Gue dan Dyza sepakat untuk memesan pecel ayam. Sekembalinya ke bis, seperti biasa makanan kami diserbu (well, lebih tepat makanan Dyza karena makanan gue bebas jamahan tangan :p) tangan-tangan yang haus akan kontak dengan makanan. Tak lama setelah itu, bis pun berangkat.

Sembari bercerita tentang banyak hal, dari Gandul sampai Cinere (ini topik ya, bukan daerah) kita bicarakan. Hingga semua tertidur dan sampai di tempat tujuan.

Keanehan ketiga: Suratnya bohong! Acara tidak dilaksanakan di Wisma DPR, tapi wisma yang jauh, sekitar 1 km dari wisma DPR.

Kami sampai, turun dari bis, dan dipecah menjadi dua. Yang lelaki bermalam dan memakan makan siang-malam-pagi di wisma bawah, dan wewanita melakukan hal yang sama di wisma atas. Setelah beberes dan menghabiskan waktu satu jam, kami beranjak ke tempat pelatihan. Registrasi dan prosesi duduk kami lalui, dan sesi pembukaanpun dimulai. Keanehan demi keanehan terus terungkap...

Keanehan keempat: EH BENAR, KAMI SATU-SATUNYA PESERTA DARI SMA DI RUANGAN ITU. Hal itu terungkap ketika pembuka acara menanyakan,
Pembuka Acara (PA): Ini semua dari SMK kaaaaan?
Peserta (P): Iya paaaaak
Kami (K): Nggaaaaak
PA: Baik, siapa peserta dari SMA di sini?
K: (tunjuk tangan)
P: (menengok ke arah kami)
Ah, biarlah. Toh materi yang diberikan tidak terlalu spesifik dan menjurus ke arah pendidikan ke-SMK-an.

Materi pertamapun dimulai, yaitu tentang Public Speaking. Kami disuruh membentuk 6 kelompok dengan sistem hitung. Kelompok 1 dihuni oleh Nisa dan Emil (anak 8-nya), kelompok 2 dihuni oleh gue semata \(>n<)/, kelompok 3 tidak dihuni siapapun, kelompok 4 ada Hanif, Shaula dan Pras, kelompok 5 ada Hakim dan Rizka, dan kelompok 6 ada Rendra, Ina, dan Dyza. Masing-masing kelompok diwajibkan menunjuk seseorang untuk menjadi ketua kelompok, seorang untuk sekretaris, dan membentuk sebuah nama kelompok. Setelah itu dipresentasikan kesemua itu.

Keanehan kelima: 4 dari 6 ketua kelompok adalah anak 8!
(well, ini bukan keanehan dari acaranya, tapi keanehan secara global. Tapi, dimasukin aja deh) Ya, hampir semua kelompok yang dihuni anak 8 memiliki ketua kelompok anak 8 juga, kecuali kelompok 3 yang kesemuanya anak SMK, dan kelompok gue. Mengapa gue gak mau jadi ketua? Karena gue lebih senang mendedikasikan diri gue sebagai seorang sekretaris (walaupun . Ketua kelompok gue bernama Isna, anak Teknik SMK Bakti Dhata (seinget gue). Setelah presentasi, materi demi materipun kami lahap. Coffee break, materi Public Speaking lagi, lalu ishoma.

Keanehan keenam: Para lelaki (baca: Pras dan Hakim) rajin menyambangi persinggahan kami.
(ini juga termasuk keanehan global) Mereka menerapkan sistem "sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui". Maksudnya, ketika mereka sholat, di mana tempat sholat itu terletak di depan persinggahan kami, mereka sekalian mengunjungi kami. Baik ya? Mereka (baca: Pras) juga sering sekali menawarkan persinggahan mereka untuk disambangi. Terima kasih, tapi pada akhirnya kami tidak pernah melakukannya karena tidak ada pulau lain yang bisa dilampaui jika kami ke sana.

Setelah itu, materi Enterpreneurship yang menarik sehingga gue sempet sakit perut dan tertidur sebentar untuk mengurangi rasa sakit itu. Entah, apa karena materinya yang menarik atau gue, yang lagi-lagi teracuni pada saat makan malam. Coffee break, lalu dilanjutkan dengan diskusi tema. Kelompok gue melakukan hal yang fatal, padahal sudah gue peringatkan sebelumnya. Setelah itu, kami kembali ke peraduan kami di pulau kapuk.

Namun, dasar bandel. Kami, para wewanita, tidak langsung tertidur. Tetapi kami malah menepuk-nepuk nyamuk sembari mengejar para bebabian. Namun, jangan percaya itu semua, karena itu bohong! Kami bersenda gurau dan diperadukan ke pulau kapuk.

Kami tidur telat dan (pasti) bangun telat. Ina (yang dengan segenap maaf gue haturkan atas alarm HP gue yang super berisik dan gue gak kunjung bangun) sepertinya telah bangun duluan. Gue baru bangun jam setengah enam dan langsung sholat subuh. Lalu jam setengah tujuh kami dikumpulkan di lapangan depan tempat pelatihan untuk berolah raga dan olah rasa. Kami melakukan senam peregangan, dan dilanjutkan dengan dua team building games.

  1. Game pertama: Memindahkan gelas yang ada di atas taplak ke suatu titik. Semua tangan anggota kelompok harus ada di pinggir taplak, bukan tempat lain. Kami juga harus melewati rintangan. Alhamdulillah, kelompok gue memelopori kesuksesan game ini ke kelompok lain.
  2. Game kedua: Mengambil jeruk yang ada di luar batas kekuasaan kaki dan badan. Jadi, beberapa utusan kelompok kami harus mengambil jeruk yang terletak di arena "Hand Only". Dengan kata lain, hanya tangan yang boleh menyentuh tanah di arena itu. Namun, tak ada satu kelompokpun yang berhasil pada game ini.
Setelah itu ishoma+mandi, dan simulasi materi yang telah didapat kemarin. Kami harus membentuk suatu usaha dengan berbagai macam rincian yang harus kami penuhi. Kemudian dilanjutkan dengan penutupan dan berkemas menuju bis masing-masing untuk pulang ke Jakarta.

Note sampah: Kami (anak 8) mendapati bahwa anak SMK memiliki sifat pemberani, kritis, dan cerdik. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya komentar dan sanggahan yang hinggap di telinga kami. Cerdik, karena mereka dengan mudah mendapatkan pahala dari kami :)

INI SERU dan gue gak nyesel ikut ini HAHAHA

28 July 2009

for those who have writer-egg :)

I found something interesting. Check this out! (I also started to apply this to my writings)


Tiga Elemen Penulisan Kreatif dalam Blog
by Raditya Dika

Dalam menulis sebuah entry blog yang asyik, kita dapat menggunakan elemen-elemen penulisan kreatif yang kebanyakan dipelajari untuk membuat sebuah karangan fiksi. Di bawah ini saya mencoba untuk memberikan tiga elemen penulisan kreatif yang bisa diaplikasikan dalam membuat sebuah entry blog yang menarik.

1. First Sentences yang Menarik
Let’s face it. Di dalam ranah dunia internet, kita semua somewhat terkena ADD (attention disorder deficit). Pembaca punya attention span yang rendah. Jika mereka tidak suka dengan blog kita mereka bisa dengan mudah langsung pindah ke website lain dengan satu kali klik.

Nah, inilah mengapa kita perlu first sentence yang punya dahsyat di dalam entry kita.

Di dalam dunia perbukuan dan menulis, semua buku yang baik punya first sentences yang engaging untuk membawa pembaca larut ke kalimat-kalimat selanjutnya sampai buku tersebut habis. Di dalam dunia blog, entry Anda juga harus punya first sentences yang cihui agar orang tercantol dalam waktu singkat.

Apa yang terjadi jika Anda tersasar ke sebuah blog dan kalimat pertama yang Anda baca seperti ini:
“Gue pagi ini bangun terus gue mandi. Ke sekolah lagi. Males deh.” Kemungkinan besar, Anda berpikir “Yeah, diary anak sekolahan lagi. Biasa banget. Males ah.” Lantas Anda menutup browser tersebut.

Bandingkan jika Anda tersasar ke sebuah blog dan rangkaian kalimat yang pertama Anda baca seperti ini:
“Untuk pertama kalinya saya akan bercerita tentang sejarah “Seratus” dalam hidup saya. Bukan karena cerita itu teramat penting dan besar, tapi justru karena keremehannya yang luar biasa.”

Saya, begitu membaca first sentences barusan akan berpikir, “Apa sih ‘seratus’ ini? Seberapa remeh dia?” Selanjutnya, saya membaca tulisan tersebut sampai habis. Tulisan yang kedua, saya kutip dari blog Dewi Lestari.

Kecermatan dan kepiawaian kita untuk membuat first sentences yang menarik akan membuat pembaca tergelitik untuk membaca kalimat-kalimat berikutnya. Setelah itu, Anda hanya perlu konsisten untuk membuat kalimat-kalimat berikutnya bisa sebaik kalimat yang pertama Anda buat.

Ingat, tulisan Anda harus punya hook. Anda harus punya sesuatu yang merangsang rasa penasaran sekaligus keinginan pembaca yang tiba-tiba tersasar. Tanyakan ini pada diri Anda sendiri: “Jika gue nyasar ke blog gue sendiri dan ngebaca kalimat pertama ini, gue bakal mau baca sampe abis gak ya?”

2. Buatlah Tulisan yang Ekonomis
Robert McKee, seorang lecturer dalam bidang penulisan, pernah berkata “90% of first drafts is shit”. Ini berarti, kebanyakan, tulisan yang pertama Anda buat pertama kali adalah jelek. Tulisan dalam sebuah first draft adalah tulisan yang tidak terstruktur, patah-patah, dan lepas dari otak Anda begitu saja. Kemungkinan besar, tulisan di draft pertama Anda juga adalah tulisan yang verbosal, yaitu tulisan yang terlalu boros kata-kata dan tidak ekonomis.

Nah, sebelum Anda mengklik tombol “post” itu, coba cek kembali apa yang telah Anda tulis. Apakah penggunaan kalimatnya sudah logis? Cek kembali logika kalimat yang salah. Cek kembali ejaan, atau terminologi yang benar. Bunuh semua kata yang tidak perlu. Tulisan yang baik adalah tulisan yang tight: kencang dan sempit. Perhatikan pacing tiap kalimat. Kata demi kata. Apakah tulisan Anda punya tempo yang enak untuk diikuti? Tulisan yang baik adalah tulisan yang seperti musik, ada tempo teratur, ada jeda untuk menarik napas, ada nada yang mengalir.

Baca kembali first draft Anda sebagai seorang pembaca, cek dulu apakah diksi yang Anda gunakan tidak redundan. Misalnya, Anda menemukan kalimat: “gue pergi ke rumah gue pas adek gue pulang dari kampus malem-malem”, ini jelas redundan. Coret semua kata “gue” hingga kalimatnya lebih efektif dan ekonomis, menjadi: “Gue pergi ke rumah, pas adek pulang dari kampus.”

Seperti yang kebanyakan orang bilang, first draft ditulis hanya untuk “mengeluarkan apa yang ada di kepala”. Draft kedua ditulis untuk “memperbaiki apa yang sudah ditulis.” Dan draft ketiga untuk “membuat tulisannya bersinar”. Jangan terburu-buru dalam menulis sebuah tulisan, buatlah menjadi semenarik mungkin.

3. Menemukan dan Menggunakan Voice Anda Sendiri
Pernahkah Anda mengangkat telepon, dan hanya dari mendengar suara orang tersebut Anda mengenali siapa yang sedang berbicara dengan Anda? Setiap manusia diciptakan dengan warna suara yang berbeda-beda. Apa yang cempreng, ada yang berat/husky, ada yang kayak orang kejepit. Apa pun itu, warna suara dapat membedakan antara satu orang dengan orang yang lain.

Seperti halnya dengan dunia penulisan, setiap penulis yang baik pasti punya “voice”-nya sendiri. Anda tahu bagaimana gaya khas Hilman Hariwijaya dalam menulis. Anda tahu, bagaimana tulisan Gunawan Muhammad ketika Anda membacanya. Atau bahkan, Anda bisa menebak diksi (kosakata) apa yang biasanya ada dalam esai-esai politik Eep Saefuloh Fatah. Gaya menulis Djenar Maesa Ayu, gaya Ayu Utami, mereka punya gaya yang khas. Semua penulis tadi punya voice yang begitu khas sehingga orang tahu, begitu membaca tulisan mereka, itu adalah tulisan mereka.

Cara paling gampang untuk tahu apakah Anda sudah punya voice atau belum: jika ibu Anda membaca tulisan Anda, tanpa diberitahu bahwa itu adalah milik Anda, dan dia bisa bilang, “Wah, ini tulisan anak saya.” Berarti selamat, Anda sudah punya voice.

Voice yang khas membantu kita untuk mendeferensiasikan diri dari penulis yang lain. Dalam menulis blog, voice yang khas juga akan membuat kita terlihat berbeda dari penulis blog-blog yang lain. Punya voice akan memisahkan kita dari “blogger lainnya” menjadi “blogger yang itu tuh, yang tulisan begini nih…”. Ndoro Kakung, misalnya masuk ke dalam contoh blogger yang punya voice yang sangat khas.

Lantas, bagaimana cara menemukan voice kita sendiri? Jawabannya sederhana: banyak membaca dan berlatih. Dengan membaca banyak buku yang ditulis penulis lain, sambil menganalisa-nya, kita akan dengan sendirinya mengadaptasi gaya-gaya mereka untuk memperkuat personality dan voice kita sendiri. Mengadaptasi, tentu saja, bukan berarti mencuri.

Layaknya Nidji yang mengagumi britpop, terutama Coldplay, sampai akhirnya bisa menemukan kekhasan aliran lagu miliknya sendiri, mereka berhasil membuat voice yang khas pada karya-karyanya. Atau layaknya Tohpati yang pada awalnya mendengarkan pilihan-pilihan nada yang dimainkan gitaris John Scofield, pada akhirnya Tohpati memelajari dan mengadaptasi permainan gitar orang lain hingga akhirnya dia menemukan sebuah gaya yang uniquely his.

Pelajari bagaimana kekuatan Haruki Murakami dalam mengkonstruksi sebuah dialog, pelajari narasi Chuck Palahniuk yang minimalistik dan maskulin, pelajari bagaimana Hilman Hariwijaya menggiring orang untuk tertawa. Satukan apa yang telah Anda pelajari, tanamkan dalam-dalam dalam diri Anda, dan keluarkan personality Anda sendiri. Keluarkan voice Anda.

Dengan banyak membaca Anda akan mendapatkan banyak referensi. Di samping itu, dengan banyak berlatih Anda akan tahu cara penyampaian seperti apa yang paling asik untuk Anda. Anda akan memilih diksi yang paling mewakili gaya tulisan Anda. Menulis dan berlatih, dan jadilah berbeda dari orang-orang yang lain.
Tentu saja, tiga elemen di atas hanya sebagian kecil contoh bagaimana kita menggunakan elemen penulisan kreatif untuk membuat postingan blog kita menjadi lebih baik. Masih banyak elemen-elemen lain: komposisi narasi vs dialog, deskripsi yang efektif, setting dan konteks, dan lain-lain.

Hope that helps!

16 July 2009

aaaaaaahhhhh!

Televisi seisi rumah saya dipenuhi semut sejak kepergian adik semata wayang saya ke peraduannya di Anyer, Banten.

Jangan bilang kalau TV saya hanya menghasilkan gambar yg bagus kalau adik saya yg menontonnya -_____-

15 July 2009

bievenue, nouveau classe! (ngaco abis)

AKHIRNYAA gue balik juga dari Jombang :) Mungkin buat cerita"nya bakal gue post, tapi gg sekarang. DAN mungkin bakal menghabiskan ber-part" soalnya ada 11 hari dan pastinya bakal malesin kalo semuanya disatuin. Iya kan?

Senin kemaren, pergulatan gue dengan segala aktivitas sekolah kembali dimulai. Sebel? Nggak. Gue malah seneng bakal dapet buku baru (these are my MOST wanted things, books!), dan salah satu temen SMP gue juga bakal masuk 8! That also boost my schooling mood.

.... tapi lupa kalo bakal dapet kelas baru. Well, sebenernya gue juga harap-harap cemas sih, bakal sekelas sama siapa. Tapi... nggak apa" lah. Semoga kami berenam* sekelas lagi AMIIN. Walopun kemungkinannya kecil, dan mungkin akan dipisahkan sehubungan dengan hubungan kami yang intim (apasih). Perasaan cemas itu makin membuncah, ketika temen" gue anak reguler sudah wara-wiri memperbaharui status akun jejaring sosial mereka dengan kelas yg akan mereka tempati setahun kedepan.


Pagi pertama kelas XI, gue dateng pagi seperti biasa, jam 5:45. Setelah memberikan barang yg diminta oleh salah seorang teman, gue segera bergegas menuju kelas. Oh iya, tidak lupa dua orang teman sekelas gue yang dulu juga menitip untuk melihat kelas yg akan mereka tempati. Namun, apa yg gue cari gg gue temukan di setiap sudut ruangan, atau di setiap mading yg tertempel. Akhirnya dari awal kedatangan gue yg paling pagi hingga teman" yg terlambat datang tiba di kelas, berita yg kami harapkan belum muncul juga!

Pada akhirnya, wali kelas yg bersangkutan mulai memanggil anak"nya secara acak. Ada Mrs. Dian (wali kelas XI Science A) dan Mr. Halim (wali kelas XI Science B). Gue melihat sebuah nama yg sangat familiar di dalam sebuah daftar nama dengan urutan acak...

4. 2185 Dina Rahmatika

Wah, ternyata gue jadi anak Pak Halim setahun ke depan! Welcome to XI Science B!


Dear my beloved X Inter A. I would like to thank for your kindness, warmness, openness, enthusiasm, and everything that get me in trouble to let you away. This is my best class. Ever. You're my oxygen, dear :) Hope that I can feel the same thing for this year, but I'm sure that nothing can replace you in the chamber of my heart. Love, your 'ibu" jualan', the insane muslimah, Deenzjie :)


NB: *) I will write a special post about characters that I've mentioned in my blog

07 July 2009

waiting for H-4

4 MORE DAYS FOR FREEDOM

4 MORE DAYS FOR MY GABUT TIME TO BE OVER

4 MORE DAYS WITH BUNCHES OF WORKS
(lebay)

these things had waited me:
- ngurus EXPO 2012
- Irfan Magz PSB edition
- First 8 Kit & Donor Darah


sorry for being gabut in these 8 days, fams :( I don't meant to