Skip saja, tidak begitu penting.
Minggu ini memang minggu yang cukup sibuk-dan cepat- untuk saya pribadi, dan mungkin untuk sebagian orang. Pelajaran Matematika dan Sains yang bertambah porsinya, dari 9 jam pelajaran menjadi kurang lebih 12 jam pelajaran PER mata pelajaran. Memang inilah resiko yang dihadapi untuk menjadi anak Sains-menjalani mata pelajaran yang kompleks, ditambah dengan guru-guru yang, sepertinya, bosan untuk bertemu anak-anak yang sama setiap harinya dan lelah untuk mengikuti ritme jadwal pelajaran yang terlalu kacau ini, sehingga kestressannya tersalurkan secara tidak wajar.
gurupun ikut stress
Belum lagi ditambah dengan kegiatan kaderisasi yang diadakan tiga kali seminggu, menghadapi calon pewaris organisasi yang masih hijau dan memiliki pengetahuan keorganisasian yang minim, sehingga diperlukan pemberian materi secara ringkas dan tepat sasaran. Mungkin secara kasat mata akan terlihat seperti perploncoan, namun pada kenyataannya untuk membentuk calon pewaris yang memiliki sifat dan sikap yang dibutuhkan dalam organisasi (profesionalitas, kekeluargaan, dan kecerdasan interpersonal) dibutuhkan tekanan. Ya, tekanan. Ibarat berlian, ia tidak akan memiliki nilai lebih dari sekedar bongkahan karbon biasa tanpa adanya tekanan. Tekananlah yang membuat berlian memiliki nilai lebih, dan tekananlah yang membuat siswa-siswi SMA Negeri 8 Jakarta memiliki nilai lebih. Mereka dituntut untuk bersikap profesional di organisasinya tanpa melalaikan tugas utamanya sebagai pelajar.
Terkadang, manusia punya limit resistensinya terhadap tekanan. Tak sedikit-atau bahkan semua- siswa SMA Negeri 8 Jakarta yang mengharapkan datangnya 'tamu tahunan', yaitu banjir. Inilah apa yang baru saya rasakan tadi pagi. Di tengah khidmatnya tutorial dan psikotes, serta guru-guru pembina OSN yang sedang mengikuti workshop, tamu itu datang. Di hari Sabtu. Oke, saya juga salah satu dari sekian banyak siswa yang mengharapkan banjir. Banjir datang, hatipun senang karena dalam satu-dua hari kedepan akan libur, dan pada H+3 banjir, kegiatan belajar-mengajar akan dipindahkan ke Pusdiklat, Kuningan, seperti tahun lalu.
Terkadang, manusia punya limit resistensinya terhadap tekanan. Tak sedikit-atau bahkan semua- siswa SMA Negeri 8 Jakarta yang mengharapkan datangnya 'tamu tahunan', yaitu banjir. Inilah apa yang baru saya rasakan tadi pagi. Di tengah khidmatnya tutorial dan psikotes, serta guru-guru pembina OSN yang sedang mengikuti workshop, tamu itu datang. Di hari Sabtu. Oke, saya juga salah satu dari sekian banyak siswa yang mengharapkan banjir. Banjir datang, hatipun senang karena dalam satu-dua hari kedepan akan libur, dan pada H+3 banjir, kegiatan belajar-mengajar akan dipindahkan ke Pusdiklat, Kuningan, seperti tahun lalu.
No comments:
Post a Comment